Demi melihat hubungan antara Krishna dengan Arjuna yang begitu eratnya maka Hyang Agni meminta bantuan kepada Arjuna untuk membakar hutan Kandawa. Karena Krishna dan Arjuna tidak mempunyai senjata, namun atas kekuatan Hyang Agni memanggil Hyang Waruna untuk memberikan senjata keduanya. Di sana Arjuna mendapatkan senjata Gandewa dan Krishna mendapat Cakra dan Gada. Dengan senjata itu akhirnya hutan Kandawa dapat dibakar dalam waktu 15 hari, sedangkan binatang yang mati hanya 6 ekor. Hutan yang dijaga oleh Hyang Indra dapat juga dibakar oleh Arjuna, Hyang Indra merasa kagum. Untuk itu beliau memberikan petunjuk agar senjata-senjata yang dimintanya nanti dapat dicari di surga pada Dewa Mahadewa. Dan atas jerih payahnya juga mendapat hadiah istana yang sangat indah dari raksasa Maya. Setelah keraton itu selesai, atas nasehat Krishna, maka Pandawa menaklukkan seluruh tetangganya. Arjuna daerah utara, Bhima sebelah timur, Sahadewa sebelah selatan dan Nakula sebelah barat. Nah setelah ke semua tetangganya kalah, dan untuk memeriahkannya diundanglah Duryodhana untuk turut menghadirinya. Di sinilah Duryodhana tercengang dan malu, yang disebabkan oleh kebodohannya sendiri. Atas pertolongan Sakuni dalam membalas sakit hatinya yang ditujukan pada Pandawa berhasil sebagai apa yang diharapkannya. Memang setiap orang yang baru saja tamat dari belajar, merasa memiliki ilmu pengetahuan yang banyak. Biasanya lupa akan dirinya. Dengan pengetahuannya ia mabuk. Dengan kemabukannya itu dia selalu ingin mencampuri setiap urusan tanpa suatu pertimbangan. Dan kesemuanya diukur dengan pengetahuan yang ada padanya. Andaikata itu tidak cocok dengan apa yang menjadi pemikirannya kesemuanya itu dianggapnya salah. Inilah sumber kebingungan serta kecanggungan dalam setiap geraknya. Di samping banyaknya keinginan yang ada pada setiap orang, maka bila digaris bawahi kesemuanya itu, akan dapat dijadikan 6 saja. Inilah yang berbahaya. Oleh karena itu, ketika membakar hutan Kandawa hanya 6 ekor binatang yang mati. Jadi berarti dengan pengetahuan kebijaksanaan, dengan senjata Gandewa dapat mengarahkan ilmu pengetahuan itu sehingga tepat sasarannya. Setelah pengarahannya tepat, dengan senjata cakra dan gada dari Krishna dalam memutar roda kehidupan itu untuk melebur dan memelihara yang patut dilebur dan dipelihara. Kebingungan karena banyak mempunyai ilmu pengetahuan yang dapat dipelihara dengan tindakan bijaksana (5 Dewata) yang dilandasi ke Tuhanan (1 = Tunggal) ; 5+1 = 6. Enam adalah Sad Guna. Empat penjuru arah dengan sumbernya di tengah menjadi lima. Pengertian oleh ilmu pengetahuan, kebebasan (kelepasan) oleh amal, kekuatan oleh kekuatan baik, keagungan dunia oleh pengisian keperluan hidup, yang kesemuanya dilandasi oleh bhakti. Istana oleh Maya berarti keagungan duniawi. Bila dapat mengenali hakekat dalam peleburan hutan Kandawa, maka sulitlah akan bingung. Dus berarti tak akan susah karenanya. Senjata hidup yang belum dicari adalah dari Mahadewa di surga. Dalam hal ini seperti alat untuk menguasai diri kita dan menguasai diri, kita ikuti penyerangan ke semua penjuru. Nah untuk itu tak akan saya berikan ulasan di sini. Karena ketentraman yang dapat dimiliki, lalu mengundang kembali Duryodhana yang dikawal oleh Sakuni. Seperti telah sering saya jelaskan sifat materialis, egoistis itu akan membuat silau dan memalukan. Sakuni adaIah lambang dari sifat bimbang dan ragu, yang dikuasai oleh kobodohan, sehingga akan mengikuti getaran keinginan keakuan. Bila hal ini muncul lagi pada diri kita, adalah alamat kebingungan dan kesengsaraan akan datang dengan sendirinya. Bila kita sudah bimbang dan ragu dari setiap gerak yang dilakukan, dan nantinya akan jatuh pada kemelaratan. Inilah yang menjadikan penderitaan yang amat sangat dan terjadinya pertempuran dalam diri seperti nanti dalam perang Bharatayudha (Wiswamurti).