Masyarakat bawah tidak pernah mau menghargai pikiran. Orang yang tidak mau menghargai pikiran, cari gampang.
Mengapa pikiran itu mahal sekali harganya? Kebanyakan orang di zaman Kaliyuga tidak mau berpikir (Cerita Durgandini kawin dengan Parasara melahirkan Wyasa). Baik buruk memerlukan berpikir. Bagaimana menjadi manusia yang sukses, akan kita ketahui kalau kita mau berpikir. Tujuan berpikir untuk mengetahui ukuran. Apa yang ada dalam diri adalah palsu, sebab dasar adalah perasaan. Mengukur sesuatu dengan perasaan menyebabkan bertengkar. Berpikir adalah kalau menemukan suatu masalah, lalu masalah itu membuat tidak senang atau senang. Mengapa senang dan mengapa tidak senang? Kita pikirkan hal itu, betul/jelek, apakah ada gunanya? Jangan cepat-cepat memberikan nama. Kalau berpikir antara rokok dan asbak (satu kesatuan). Kalau rokok saja, tanpa asbak, abunya semrawut. Kalau ada asbak saja, tidak ada gunanya. Kalau sudah berpikir tidak akan menamai jelek/baik.
Segala sesuatu yang dilakukan perlu berpikir. Dengan berpikir, dimaksudkan sebagai alat untuk membebaskan diri, kita tidak saling bertengkar.
Perasaan tidak bisa dipakai alat untuk mengukur tentang salah/benar. Kalau perasaan dipakai mengukur orang, kita akan terus bertengkar, sebab rasa adalah sifat aku (sebab memilih yang cocok dengan dirinya). Berpikir menggunakan dasar berupa data yang ada (yang mendukungnya). Untuk menemukan sesuatu apakah benar/salah, itulah sebabnya bahwa pikiran/berpikir itu mahal. Keadaan didata untuk selanjutnya mengambil kesimpulan dengan alat pikiran. Tidak boleh gampang menuduh orang, menyebut ini dan itu. Berpikirlah.
Jika dalam suatu perencanaan tanpa berpikir, akan menemui kekecewaan. Setiap apa yang dilaksanakan harus melalui pikiran yang matang.
Dari prilaku, kita dapat mengetahui orang itu jelek/tidak, walaupun tutur kata baik. Andaikata tutur kata ceplas-ceplos, tetapi prilakunya baik, orang itu baik. Dari berpikir akan dapat menemukan/ melihat sebenarnya. Harga pikiran terlalu mahal, maka orang takut sekali menghadapi orang yang berpikir. Belajar berpikir tidak mudah (itulah sebabnya wajah Wyasa jelek dan menakutkan). Dengan berpikir akan mendapatkan suatu ukuran. Orang yang tidak berpikir mudah sekali dibunuh (yaitu konsep jiwa/ kebebasannya).
Pada dasarnya manusia tidak senang berpikir, tetapi mengisi tuntutan keinginannya. dengan berpikir akan mampu menyelamatkan kita, kita akan tahu persoalan hidup. Takut berpikir menyebabkan perjalanan hidup pincang. Berpikir itu memerlukan data yang banyak. Berpikir itu dipakai alat untuk menentramkan diri dan keluarga. Berpikir memperkuat iman dan kepercayaan diri, yang akan membuat hidup kita sukses pada masa yang akan datang. Orang mengatakan berpikir apabila meramal kebaikan/kenikmatan.
Dalam mengisi kebutuhan ada yang boleh dikurangi dan ada yang tidak boleh. Jika kita mengerti persoalan, hidup kita akan sukses. Kalau menganggap semua penting, ini menyebabkan kehancuran dalam rumah tangga. Dengan berpikir kita akan dapat mengembalikan hidup kita yang jelek menjadi baik (Aswatama menyadari kekeliruannya setelah cupu maniknya diambil oleh Wyasa).