Orang-orang yang menghargai kulit lebih banyak mengalami kesulitan dalam hidupnya. Yang membuat alasan-alasan adalah kulit. Kulit itu juga membuat pertentangan dalam hidup ini. Kulit membuat fitnah. Darah/kulit tidak pernah berpikir. Badan/kulit tidak pernah tahu mana yang benar dan salah, yang membuat manusia yang pintar menjadi bodoh. Badan itu sendiri memaksa manusia untuk berbuat semau gue. Badan ini yang membuat keinginan-keinginan yang tidak bermoral/nafsu rendah (dalam ilmu jiwa = dorongan nafsu). Badan ini yang membuat manusia loba.
Sedangkan yang memiliki pengertian adalah sang atma. Sang Atma yang menginginkan untuk tahu mana yang benar, boleh dan tidak boleh. Atma ini yang memiliki Tatwamasi. Atma itu pula yang mencerdaskan manusia berpikir.
Secara rohani kita memiliki suatu pengertian. Rohani akan menentukan hidup manusia, bukan badannya. Dengan kesadaran akan mengerti proses dari suatu kehidupan. Dengan rohani sulit menyesali diri, frustasi, stres. Orang-orang yang stres adalah orang-orang yang dikuasai oleh badannya. Setiap kita berpikir akan tuntutan badan pasti bingung. Kesejahteraan hidup baru dapat dimiliki apabila mempunyai kesadaran tinggi. Sifat badan adalah apa yang diinginkan itulah yang terpenting. Belajar rohani untuk mencapai puncak kesadaran. Dengan kesadaran itu keinginan-keinginan dapat dikontrol. Manusia yang dibelenggu oleh sifat badan tidak mau resiko/tahu. Karena itu tanggung jawab harus mulai dari diri sendiri, sehingga ada kebersamaan dan keharmonisan. Tanggung jawab bukan dimulai dari orang lain. Inilah yang dimaksud dengan keteladanan.