Orang yang bersifat buruk lebih cepat tembus oleh sifat-sifat buruk. Orang yang bersifat baik lebih cepat terimbas oleh sifat baik. Sifat buruk tidak mau memperhatikan dirinya karena takut susah. Sifat–sifat buruk tidak mau melihat pengalaman. Orang yang tidak memperhatikan hidupnya sama dengan mati. Orang yang tidak bisa memperhatikan hidup adalah pengganggu lingkungan, karena orang-orang ini takut mengalami kesulitan/ kesusahan. Di dalam memperhatikan diri tentu susah, karena ini membuat malu. Kalau orang memperhatikan dirinya/hidupnya tidak berani berbicara sombong, karena di dalam dirinya banyak kekurangan. Jika kebetulan berjumpa dengan orang-orang yang tidak memperhatikan hidup/dirinya, sama-sama akan mengaku paling baik. Juga tidak memperhatikan pengalaman hidupnya. Kalau mau memperhatikan hidup mereka tahu bahwa hidup ini adalah suatu penderitaan. Ia tahu yang membuat malu harga dirinya, tahu keperluan hidup, tahu yang membuat rumah tangga berantakan. Bagi yang tidak mau memperhatikan hidup, konsep yang ada pada dirinya adalah konsep hidup senang. Bagi yang memperhatikan hidup, hidup ini adalah penderitaan, dan hidup ini adalah kesulitan, mau menerima susah. Susah ini sendiri adalah suatu penderitaan.

Kalau jiwa kita baik akan terlihat bahwa manusia penuh dengan kekurangan, dan tidak ada tempatnya untuk bersenang-senang.

Manusia terlalu buta, karena semuanya tidak terlihat (termakan oleh Buta Kala), tidak memperhatikan hidupnya, tidak tahu keperluan hidupnya. Orang-orang ini mudah sekali bicara ceplas-ceplos.

Manusia yang memperhatikan hidupnya, memaksa dia berpikiran berusaha. Segala sesuatunya ada tujuannya. Semua yang dilakukan menuju pada keselamatan daripada hidupnya. Tentu dia berusaha memenuhi kekurangan yang ada pada hidupnya. Dia berprinsip bahwa waktu adalah uang, waktu sangat penting baginya. Ngobrol adalah kerugian besar. Pengangguran adalah banyak Kala, karena banyak Kala ia menjadi tersiksa. Terlalu banyak Kala mencaplok kita. Menganggur menyebabkan kita lupa pada diri sendiri sehingga dikerumuni oleh Buta Kala. Mereka yang keluyuran dicari oleh Buta Kala, dan setelah kembali ke rumah keadaannya akan semakin gawat. Pengangguran adalah penyakit Buta Kala, tidak ada yang bisa mengobati, kecuali dia sendiri mau kerja atau rajin, agar waktunya habis. Mereka ini tidak akan pernah sakit dada, tidak pernah megeluh. Kenapa Banyak waktunya kosong,karena mereka tidak mau melihat kenyataan dunia ini. Mereka lebih banyak menuntut daripada berusaha, sehingga tidak mungkin dunia ini aman. Inilah yang menyebabkan kehidupan itu tidak baik.Jika terlalu banyak waktu kosong, terlalu banyak kerugian yang dialami. 

Orang-orang yang mau menderita adalah orang-orang yang mau menyucikan dirinya, untuk meningkatkan kualitas hidupnya (inilah yang disebut Karma yogi).

Orangtua dengan anak dalam menuju masa depannya, orangtua memberikan fasilitas, dorongan, strategis/taktis dalam bertempur, sebab yang bertempur adalah anak. Yang menang dan kalah dalam pertempuran adalah anak itu sendiri.Â