Zaman sekarang justru semakin sulit hidup menjadi manusia, perbandingannya satu juta satu. Siapa menggali lubang dia sendiri akan jatuh kedalamnya.

Pergaulan ini membuat hidup kita sesat. Kita melupakan diri sendiri, melupakan tujuan kita sendiri. Kembali mengikuti tuntutan kulit. Lupa dengan yang dibawa dalam diri. Di sini akan terjadi perubahan perilaku. Ada perasaan malu. Pergaulan terikat pada keinginan-keinginan kulit kita. Alasan semuanya adalah malu. Mulai saat itu pula kehidupan rumah tangga hancur. Kehidupan rumah tangga belum pernah mendapat tutur. Rumah tangga mulai sakit. Coba evaluasi diri! Akhirnya dalam kehidupan rumah tangga selalu mempertahankan diri. Selalu ingin benar/dibenarkan. Hanya untuk kepentingan keterlibatan dalam pergaulan karena banyak membawa malu. Apa betul malu atau alasan hanya demikian? Manusia betul-betul kehilangan kesadaran. Manusia tidak pernah memperhatikan kehidupan rumah tangga (bidang materiil). Terjadi pemborosan yang luar biasa. Kejujuran dalam rumah tangga tidak ada. Melupakan pengalaman yang mengantarkan kita pada kehidupan yang lebih baik. Di sinilah letaknya kehancuran.

Keterlibatan kita menyebabkan tidak pernah berpikir tentang kehidupan selanjutnya. Alasan karena pergaulan baik mengapa menjadi tidak baik? Gejala ini masih terlihat. Kehilangan tanggung jawab dalam rumah tangga. Cita-cita untuk membangun kehidupan yang lebih baik tidak mungkin, karena perilaku sendiri telah menghancurkan rumah tangga, sadar atau tidak sadar. Kenyataannya demikian. Keterlibatan ini membawa petaka dalam kehidupan pribadi-pribadi. Ini yang menyebabkan kita belum meningkat. Senang hanya dalam obrolan. Apakah ini tidak namanya mencari alat pembunuhan ke luar. Iman kita dibelenggu oleh demikian. Kita bilang manis sebenarnya pahit sekali.

Jadi kita belum pernah berpikir memikirkan suatu proses kehidupan, bagaimana meningkatkan taraf hidup. Cuma kita menuntut kehidupan yang lebih baik. Apa sudah pernah memikirkan. Bagaimana usaha untuk mengatur diri dan waktu agar hidup kita tiap saat bisa lebih baik? Karena itulah  manusia kecewa karena khayalan. Dia mencari kawan bergaul untuk di sana mendapat harga diri.

Modal utama yang ada pada diri kita adalah kesadaran. Jika kesadaran tidak ada, hidup tidak mungkin lebih baik. Sebab apa yang dimiliki supaya dibanggakan oleh orang lain, bukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untung Tuhan memberikan jalan ke luar, kalau mau mengikuti Tuhan masih memperkenankan hidup yang lebih baik. Untuk menyadari diri akibat dari pengalaman-pengalaman itu, jangan sampai lupa.