Header image alt text

Arya Sastra

Guru yang sejati adalah seorang yang terus belajar sepanjang hidupnya.

Renungan Malam Purnama di Taman Mayura

Posted by Wijaya Kusuma on Januari 26, 2024
Posted in RenunganSpiritual  | Tagged With: , , ,

Renungan Malam Purnama di Taman Mayura, adalah sebuah buku renungan seorang manusia, sebagai manusia hidup bertuhan, dalam mencari fungsi hidupnya, antara hidup jasmani dan rohani, antara AKU dan DIA, dapat didownload pada link berikut : https://www.scribd.com/document/701621059/Renungan-Malam-Purnama-Di-Taman-Mayura

Ciri-ciri Orang Sukses

Posted by Wijaya Kusuma on April 24, 2020
Posted in RenunganSpiritual 

Nasib orang yang kegelapan adalah tidak memperhatikan masa depan. Orang ini tidak bisa berpikir. Orang ini hidupnya paling kecewa. Jalan pikirannya mengkhayal, tidak mau kerja. Orang ini menderita penyakit jiwa. Orang ini tidak tahu kenyataan hidup. Orang ini suka membicarakan kenikmatan.

Kalau ia sadar, bintang ini tidak pernah ada, berarti tahu rasa, jelas melihat dunia ini. Tidak ada kesempatan untuk menonton bulan, sebab ada rasa (seperti panas dan dingin). Mereka dipaksa untuk bekerja dan bagaimanapun juga orang ini rajin. Dia tahu dirinya dimana ia berada. Dan ia merasakan semuanya. Dia tahu keadaan. Orang ini menghitung kekurangan dirinya, bulan bintang dan rembulan Dia tidak pernah percaya, karena dia melihat. Dia tidak bisa ditipu. Dia tidak mudah gugon tuwon. Dia tahu waktu. Orang ini mempunyai kemauan untuk kerja, agar kelengkapan dan hidupnya terpenuhi. Kalau ngobrol, orang ini membicarakan penderitaan. Terlalu banyak yang ia belum miliki. Dia tidak mau bicara kesenangan/kenikmatan. Pembicaraannya selalu merendah karena ia sadar belum banyak yang dimiliki. Dia tidak mau membicarakan hal-hal yang menyebabkan dirinya tersiksa. “Ingatlah diri sehingga tahu kekurangan”. 

Dari uraian tersebut kita akan dapat mengetahui orang itu sehat/bagaimana/dalam keadaan apa. Di sini kita akan melihat Dewa matemahan Buta (berpikir suka mendapat duka). Sebaliknya Buta matemahan Dewa, artinya berpikir duka mendapat suka. Dari sinilah manusia terjerumus ke jalur kejahatan, karena pembicaraan senang, dan bermalas-malasan. Orang yang terang adalah orang yang tahu tuntutan hidupnya dan kemampuannya. Kenapa kita tidak senang dengan pembicaraan penderitaan?

Dalam kehidupan di satu sisi ada yang manis, di sisi yang lain ada pahit. Seberapa manis, sekian pula pahitnya. Hanya orang-orang yang berbicara penderitaan atau kesulitan yang akan sukses. Orang-orang yang memusatkan pikirannya kepada dirinya dan kehidupannya yang akan sukses, dan bekerja baginya merupakan obat. Bagi yang malas bekerja adalah penyakit. Ingat sabda Kresna dalam Bhagawad Gita, bahwa setiap yang mau pahitnya terlebih dahulu akan mendapat manisnya dan sebaliknya. 

Hubungan manusia sekarang asal-asalan. Manusia ini bicara kesenangan. Tidak ada hubungan intim, sehingga diskusi dalam kehidupan tidak ada. Yang dimaksud adalah diskusi tentang penderitaan hidup, karena semua manusia menderita. Keperluan manusia terlalu banyak.

Renungan Malam Purnama di Taman Mayura

Posted by Wijaya Kusuma on Januari 10, 2018
Posted in Renungan 

Buku Renungan Malam Purnama di Taman Mayura oleh Wiswamurti dapat di download dalam bentuk Pdf seperti di bawah ini.

RENUNGAN MALAM PURNAMA DI TAMAN MAYURA

Renungan Malam Purnama di Taman Mayura oleh Wiswamurti (Bagian VII/selesai)

Posted by Wijaya Kusuma on Juni 1, 2017
Posted in Renungan  | Tagged With: , , , ,

Kalau kembali kepada tri kerangka agama, juga untuk dapat melihat hubungan Falsafah, Rituil dan Ethica sehingga dapat menemukan kekuatan yang ada serta dapat memanfaatkannya. Rituil dengan serba neka bentuk dan wujudnya. Begitu juga unsur-unsur dunia. Lalu apa yang terkandung dalam unsur-unsur rituil itu? Perlu diingat pengertian BHUWANA AGUNG dan BHUWANA ALIT atau MAKROKOSMOS dan MIKROKOSMOS. Continue reading “Renungan Malam Purnama di Taman Mayura oleh Wiswamurti (Bagian VII/selesai)” »

Renungan Malam Purnama di Taman Mayura oleh Wiswamurti (Bagian VI)

Posted by Wijaya Kusuma on Juni 1, 2017
Posted in Renungan  | Tagged With: , , , ,

Kembali lagi kepada Catur Warna. Hal ini tidak saja di dalam kehidupan individu, juga dalam kehidupan sosial sebagai manusia beragama, bermasyarakat, bernegara dan berkeluarga. Dalam hidup sosial, sesuai dengan perbedaan daya kemampuan masing-masing dalam melakukan kewajiban di masyarakat, perlu adanya perbedaan tugas kewajiban, menurut ajaran agama, dipilihlah orang-orang yang mampu memegang pengetahuan ketuhanan (AGAMA). Continue reading “Renungan Malam Purnama di Taman Mayura oleh Wiswamurti (Bagian VI)” »

Renungan Malam Purnama di Taman Mayura oleh Wiswamurti (Bagian V)

Posted by Wijaya Kusuma on April 7, 2017
Posted in Renungan  | Tagged With: , , , ,

Kembali lagi akan kepentingan rohani dan jasmani. Kedua sifat itu saling bertentangan, yang satu materialis yang satu mistik, atau yang satu keterikatan dan yang satu lagi kebebasan. Yang satu ingin selalu hidup di dunia, dan yang satu lagi tak mau kembali ke dunia. Kalau demikian halnya,bagaimana caranya agar dapat mengisi keduanya? Jalannya secara mudah dapat diketengahkan. Kalau ingin mengisi kepuasan bathin, kebebasan, hendaknya keterikatan akan materi itu harus dikorbankan.

Continue reading “Renungan Malam Purnama di Taman Mayura oleh Wiswamurti (Bagian V)” »

Renungan Malam Purnama di Taman Mayura oleh Wiswamurti (Bagian IV)

Posted by Wijaya Kusuma on Februari 15, 2017
Posted in Renungan  | Tagged With: , , , ,

Sekarang kembali saya ajak kepada kesejahteraan lahir bathin. Secara lahiriah akan dapat dengan puas menggunakan atau menikmati materi yang ada. Namun tidak menimbulkan suatu keterikatan akan materi. Materi adalah sebagai alat untuk mempertahankan hidup, dalam menghapus balutan karmawasana yang menyebabkan adanya PUNARBHAWA. Continue reading “Renungan Malam Purnama di Taman Mayura oleh Wiswamurti (Bagian IV)” »

Renungan Malam Purnama di Taman Mayura oleh Wiswamurti (Bagian III)

Posted by Wijaya Kusuma on Januari 30, 2017
Posted in Renungan  | Tagged With: , , , ,

Sekarang saya akan meninjau sifat rohaniah yang bersifat Satwam. Seperti dasar pokoknya adalah yang bersifat gaib dan tidak mengingini materi. Namun karena juga merupakan jiwa dari jasmani maka akan mempunyai sifat yang agak berlainan. Tetapi saya akan mengusahakan sebagai anti materi. Badan roh adalah kumpulan dari karmawasana yang tersimpan dan merupakan citta. Kalau demikian berarti kebenciannya pada pada dunia materi disebabkan oleh  adanya ikatan untuk kembali lagi ke dunia. Continue reading “Renungan Malam Purnama di Taman Mayura oleh Wiswamurti (Bagian III)” »

Renungan Malam Purnama di Taman Mayura oleh Wiswamurti (Bagian II)

Posted by Wijaya Kusuma on Januari 25, 2017
Posted in Renungan  | Tagged With: , , , ,

Sekarang akan saya ketengahkan lagi mengenai apa yang disebut TRI GUNA. Tri Guna adalah tiga guna/manfaat dalam hidup setiap manusia. Dengan adanya dua badan, yaitu badan jasmani dan badan roh, maka keduanya itu akan mempunyai kepentingan masing-masing. Jasmani dengan sifat TAMAH, rohani dengan sifat SATWAM.

Continue reading “Renungan Malam Purnama di Taman Mayura oleh Wiswamurti (Bagian II)” »

Renungan Malam Purnama di Taman Mayura oleh Wiswamurti (Bagian I)

Posted by Wijaya Kusuma on Januari 24, 2017
Posted in Renungan  | Tagged With: , , ,

Setelah saya mengikuti perkembagan ratio di zaman sekarang saya sangat kagum sekali. Daya berpikir manusia begitu pesatnya. Apa yang dirasakan dulu itu tak mungkin dapat di jangkau oleh kecerdasan akal manusia, sekarang telah menjadi kenyataan. Dengan sumbangan pikiran, yang diamalkan melalui sarana kemanusiaan seperti pabrik-pabrik besar, industri-industri besar dan modern. Keperluan hidup dapat memberikan gairah untuk mempertahankan hidup terus-menerus. Dunia telah kebanjiran dengan serba ragam keperluan hidup dari yang antik sampai ultra modern. Continue reading “Renungan Malam Purnama di Taman Mayura oleh Wiswamurti (Bagian I)” »