Sekarang akan saya ajak pada cerita kematiannya Parikesit. Parikesit meninggal pada umur 60 tahun. Kematiannya disebabkan oleh perbuatannya waktu berburu. Pada waktu itu karena sudah lelah mencari yang diburu. dan sampai pada tempat pertapaan Rsi Samiti. Kebetulan beliau sedang mengadakan monabrata, dan ditanya terang tidak akan menjawab.  Karena marahnya, bangkai ular yang ada di sana dipakai mengalungi Rsi Samiti. Demikian Sang Serenggi mendengar hal itu, dan dengan apa yang dilihatnya, maka dia mengutuk dan berjanji akan membunuh dalam waktu 7 hari agar Parikesit dibunuh oleh ular Naga Raksaka. Kejadian ini menyebabkan ketakutan Parikesit, dan membuat istana yang dikitari oleh telaga dan dijaga oleh dukun sakti. Pada hari ke tujuh Bhagawan Kasyapa berjalan ke istana. Mereka berjumpa dengan Taksaka yang sudah berganti rupa sebagai Brahmana. Setelah mengadakan pembicaraan seperlunya, lalu ke duanya mengadu kesaktiannya dengan kekalahan si Taksaka. Namun karena Bhagawan yang materialistis, maka si Taksaka memberikan uang yang banyak, agar mengurungkan niatnya ke Hastina Pura. Hari hampir malam. Datanglah seorang Brahmana tak lain dari si Taksaka mempersembahkan jambu yang bagus-bagus. Raja tanpa berpikir panjang menerima dengan senang hati. Segera pula beliau melihat jambu yang akan dimakannya. Namun sebelah bawahnya terdapat seekor ular hitam dengan mata yang berwarna merah. Hari hampir gelap. Parikesit sesumbar yang mengatakan bahwa ular itu tak akan dapat membunuhnya. Begitu pada kata Taksaka, begitu ular hitam berubah menjadi Naga Taksaka dan membunuh Parikesit. Hastina berkabung. Diangkatlah Raja Janamejaya menggantikan Parikesit sebagai Raja Hastina.

Bila saya melihatnya satu kekuasaan tanpa memperhatikan keutamaan dan kemuliaan akan berakhir dengan kematian yang mendadak. Angka 6 dan 0 (nol) berarti bila dipandang dari luar akan memperlihatkan suatu yang tanpa pamrih. Sifat tanpa pamrih itu adalah suci. Bila dilihat yang menjiwainya adalah 6 berarti nafsu loba. Ini dapat dilihat dengan kenyataan, bahwa dalam khayalan-khayalannya yang dilakukan, dan tanpa hasil itu menimbulkan suatu kemarahan. Kemarahan tidak mengenal kusucian. Penghinaan pada Sang Tapa. Penghinaan pada ajaran kesucian. Bangkai ular naga yang mati berarti menghidupkan nafsunya, untuk menghina sifat Ketuhanan. Inilah tindakan suci yang terselimut nafsu 1oba. Samiti adalah keutamaan. Keutamaannya te1ah dihina. Serenggi adalah pemberi warna kehidupan atau yang tahu akan tata kehidupan. Terang marah. Kalau dia menghidupkan nafsunya agar dia dimakan oleh nafsunya sendiri. Kapan?  Ialah pada waktu dia benar lupa akan dirinya. Dengan apa? Dengan jambu, sebagai pengisi hidupnya yang penuh nafsu.

Dalam ketaksadaran akan sesuatu yang berbahaya (alkohol), akan dapat membuat kematian dan kekuasaan (mabuk), sehingga tidak tahu mana yang salah mana yang benar. Setelah sadar barulah dapat mengetahui, dan untuk menga1ahkannya haruslah mengadakan korban seperti yang dilakukan oleh penggantinya Raja Janamejaya yaitu Panca Yadnya dan menghilangkan hambatan-hambatan dan nafsu.

Sampai di sinilah kemampuan yang saya dapat berikan dengan pengharapan, semoga dapat bermanfaat. Namun di samping itu, bi1a kiranya ada banyak kekeliruan dalam memberikan arti atau maksud dari istilah- istilahnya kami harapkan dapat dimaafkan. Dan bila ada yang berkehendak untuk membantu dalam perbaikannya kami harapkan, agar dapat memberikan saran atau petunjuk- petunjuk, agar lebih sempurnanya buku ini. Terima kasih (Wiswamurti)