Setelah kita berada di Kahyangan, kita turun lagi ke Mercapada atau ke dunia. Kita akan melihat Pandawa di hutan Kamyaka. Marilah kita ikuti bersama. Dalam perjalanannya Pandawa kedatangan keluarga Wresni lengkap dengan persenjataan. Namun setelah melihat keadaan Pandawa yang kurus kering, dan keadaan Drupadi yang sengsara, semua yang hadir ikut bersedih. Baladewa, Krishna, Satyaki, Samba putra Batara Krishna dan yang lain ikut berduka cita. Tetapi lain halnya dengan kedatangannya semua itu Pandawa menjadi gembira. Malah Baladewa mengajak menggempur Korawa seketika itu juga. Namun hal itu dapat dicegah oleh Krishna dan Yudhistira. Dalam perjalanannya menuju puncak gunung Gandamadana demi mereka sampai di puncak gunung Kelasa, mereka tertimpa hujan angin yang hebat. Jalan yang dilalui sangat licin dan rumit. Lebih-lebih bagi Drupadi. Mereka berjalan dengan menaruh tangan di atas kepalanya untuk manahan air hujan yang besar-besar. Jalan sangat mendaki dan licin. Banyak pohon kayu yang tumbang. Mereka dapat berlindung di bawah pohon yang besar yang tak mungkin dapat rebah oleh hujan angin yang hebat. Bhima mengheningkan cipta memanggi1 Gatotkaca untuk mandukung Drupadi. Gatotkaca dan Raksasa mendukung Drupadi dan Pandawa. Maharsi Lomasa datang tiba—tiba. Lima hari di gunung Kelasa, dan hari ke enam datang angin besar dari arah Timur laut. Drupadi melihat bunga tunjung setelah angin reda. Drupadi sangat terobat hatinya. Dan meyuruh Bhima mencari yang 1ebih segar. Bhima brangkat tanpa pikir. Dan percaya akan kekuatan dirinya sendiri. Tetapi sayang di tengah jalan yang hampir menyesatkan jalannya, Hanuman menghadang, dan meletakkan dirinya di antara dua buah batu besar yang harus dilalui Bhima. Bhima marah tetapi tenaganya tak mampu mengalahkan Hanuman. Di sana dia diberi petunjuk agar jangan melalui jalan yang ditempuhnya sekarang. Dan diberi tahu pula jalan yang menuju kolam tempat bunga tunjung yang dicari. Kolam itu bernama Sugandika. Dan di sana Bhima banyak mendapat nasehat-nasehat dari Hanuman sebagai kakaknya. Dan juga akan turut membantu dalam perang Bharatayudha. Hanuman si kera putih akan berada pada panji-panji kereta perang Arjuna. Kolam Sugandika ada1ah milik Bhatara Kuwera yang dijaga oleh raksasa. Bima tetap Bhima. Begitu dia melihat, begitu terjun memetiknya. Para raksasa marah. Terjadilah pertempuran antara Raksasa dengan Bhima. Raksasa kalah dan yang masih hidup melaporkan kepada Bhatara Kuwera. Beliau sangat marah. Demi melihat Bhima beliau gembira. Dan Bhima disuruh memetik semuanya. Yudhistira menanyakan kepada Drupadi akan kepergian Bhima. Setelah Drupadi menerangkan bahwa Bhima ke telaga Sugandika, Yudhistira memerintahkan Gatotkaca beserta raksasa yang ada untuk mendukung Pandawa dan terbang ke angkasa. Sampailah mereka di telaga Sugandika, dan bertemu dengan Bhima. Para Pandawa lalu mandi di sana. Yudhistira ingin melihat Kahyangan Bhatara Kuwera dari celah-celah gunung Gandamadana. Begitu niatnya dilaksanakan datang1ah suara gaib, yang me1arangnya. Suara itu menyuruh agar Pandawa mengunjungi pertapaan Rsi Narayana dan Rsi Nara di Wedari. Rsi Domya juga mendengar suara itu dan menasehatkan agar pindah ke Wedari. Pandawa pergi ke sana dan tinggal di situ beberapa hari.

Setelah agak banyak ceritera yang saya tuturkan di atas, terpaksa saya putuskan saja. Saya khawatir, kalau banyak yang saya lupakan. Di muka sudah pernah saya jelaskan mengenai hutan Kamyaka, yang berarti kebingungan dalam memenuhi keinginan. Ditengah-tengah kebingungan tertuju pikiran akan ke puncak gunung Gandamadana. Di tengah kebingungan akan kemelaratan dalam memenuhi unsur pemberi kehidupan (makanan) datanglah keluarga Wresni. Keluarga Wresni itu adalah kekuatan yang tersembunyi yang diberikan Tuhan yang ada dalam diri Baladewa, Krishna. Samba ada1ah satu kepercayaan akan kemampuan yang ada dalam budi Satwam (luhur). Dan Rsi Domya. Walaupun kehidupan telah jatuh melarat, dengan kemampuan yang kuat yang bersatu padu dengan keinginan yang lama seperti Gatotkaca akan dapat menolong mngantarkan sampai pada tujuan. Demikian akan tercapai apa yang dicari dan dituju, haruslah mengalami penderitaan lahir bathin sebagai hujan angin yang besar, dengan tangan selalu di atas kepala.                     Tetap mencakupkan tangan untuk memohon perlindungan dengan melaksanakan pengebaktian yang ditujukan kehadapan Tuhan Yang Maha Welas Kasih, selamat juga sampai pada tujuan. Walaupun telah banyak pohon kayu yang tumbang, begitu juga banyaknya pikiran yang suci itu menjadi hilang atau kotor namun masih dapat berpegangan dan berlindung di bawah pikiran kesucian yang kuat. Iman yang kuat masih dapat menyelamatkannya. Menuju gunung Kelasa berarti hanya sekedar mempertahankan hidup. Mencari yang dapat memberikan hidup. Drupadi setelah lima hari telah mulai sembuh dan dapat bergerak setelah dapat kesucian hidup, atau baru mendapatkan sifat ke-Tuhanan, atau ketebalan akan keyakinan yang merupakan sifat-sifat ke-Tuhanan. Namun hari ke enam dia mendapatkan bunga tunjung setelah angin reda. Angin pembawa bunga itu dari arah timur laut. Berarti datangnya satu kekuatan baru yang membawa jiwa ke Tuhanan. Keyakinan akan kesucian Tuhan akan dapat ditemukan, setelah dapat menghilangkan gangguan-gangguan yang menggoncangkan iman.

Drupadi tidak cukup hanya dengan pemberian karena belas kasihan orang lain. Dia ingin yang masih segar. Bhima sebagai kekuatan bhaktinya untuk berbuat melakukan tugasnya. Memang kemauan tanpa berpikir akan mendapat rintangan. Namun akan ada saja yang menolong. Pengalaman pahit akan membuka pikiran dan akan dapat merubah arah. Dengan pikiran yang disebabkan oleh pengalaman yang mendahuluinya akan dapat sampai pada yang ia tuju. Kuwera adalah lambang pemilik harta benda dan kebahagian. Kuwera adalah pemilik dan pengisi kesejahteraan. Dengan kerja yang tekun, dalam mencari dan merebut dari tangan raksasa yang menjaganya. Setelah dapat mengalahkan sifat raksasa yang loba, Kuwera akan senang dan akan memberikan sepuas yang dikehendaki. Bhimalah yang diberikan oleh beliau secara leluasa. Bhima suka beramal. Bhima suka monolong.  Jadi  akan diberikan kepada siapa saja yang  mempunyai sifat Bhima. Bhima mencari bukan untuk kepentingan dirinya. Adalah kepentingan orang lain yang benar-benar memerlukan. Bila mau mengikuti sifat Bhima kehidupan yang menjadi idaman pasti akan didapat dan akan diberikan kebahagiaan, seperti yang nantinya dialami oleh Drupadi. Seluruh Pandawa akan dapat menikmati apa yang ditemukan oleh Bhima. Bhatara tidak keberatan seluruh Pandawa menggunakan kekayaan yang beliau kuasai. Tetapi Yudhistira ingin melihat Kahyangan Bhatara Kuwera untuk mengetahui dimana tersimpannya kekayaan itu. Karena itu merupakan rahasia dan tak seorangpun boleh mengetahuinya. Bhima mendapatkan bukan karena mengetahui lebih dahulu. Di sini kita tak boleh mengharapkannya lebih dahulu sebelum mengerjakannya. Baik dengan cara apapun tidak akan dapat mengetahuinya. Inilah yang menjadi sebab mengapa Yudhistira dicegat oleh suara gaib. Dan malah disuruh pergi dari sana menuju Rsi Narayana dan Rsi Nara. Narayana adalah Tuhan. Nara adalah kebijaksanaan atau jiwa ke Tuhanan. Wedari adalah Weda yang merupakan buku suci Agama. Disanalah mencarinya (Wiswamurti).