Apa yang kita lakukan dalam menemukan kembali yang hilang? Satu-satunya jalan dengan perjuangan dan pengorbanan. Sesuatu yang hilang itu adalah Kesejahteraan hidup. Banyak mengalami lebingungan dalam hidupnya. Anggada penuh semangat dalam konsep Rama untuk meyerbu Alengka guna menemukan kembali Shita.

Apa yang perlu kita lakukan untuk mempercepat proses kehidupan ini? Anggada (sifat mudah terpengaruh). Di dalam alam yang serba modern, manusia menggunakan dunia ini, mencari kehidupan di dunia ini, banyak yang keliru karena pikiran-pikiran yang digunakan tidak untuk melakukan hal-hal yang positif sehingga dunia menjadi kacau (sengsara). Seluruh dunia mengalami perubahan total (globalisasi). Siapapun tidak akan mampu membayangkan apa yang telah terjadi saat ini. Beberapa tokoh/negarawan dunia akhirnya menyadari yang dimulai dari Negara Amerika, Eropa, Afrika, Asia Timur, dan sebagainya. Bahwa satu-satunya cara untuk menemukan kehidupan lahir bathin dengan jalan bhakti (mengingat Tuhan). Pikiran-pikiran sekuler (materialis/lahiriah) tidak akan mampu memberikan penyelesaian tentang persoalan hidup ini untuk mencapai Jagathita. Dengan Jnana tidak mungkin. Wijnana lebih banyak dapat menyelesaikan persoalan hidup. Pikiran ada pada otak. Otak adalah benda material sehingga memikirkan benda-benda lahiriah saja. Dengan hanya menggunakan otak dunia menjadi simpang siur. Dalam keadaan ini barulah manusia sadar. Manusia mengalami siksaan bathin maka barulah Wijnana difungsikan. Wijnana berasal dari bukan material. Menggunakan sesuatu berdasarkan logika manusia dalam bentuk yang utuh dengan alam jagatraya, bermula berpikir dari ether (sunya/agama). Dari sinilah terjadinya benda-benda material/bukan material. Oleh karena itu apa yang ada di dalam diri kita adalah Anggada. Badan ini agar dapat mengalahkan sifat-sifat  Rawana dengan seluruh pengerahan pikiran yang komplit dengan penuh rasa tanggung jawab. Kita akan kerahkan segala pikiran, kekuatan dari hati nurani dengan pikiran yang jernih/kesucian untuk menemukan kesejahteraan yang hilang. Daya pikir kita harus digunakan dan badanlah sebagai alatnya (Anggada setelah menyadari kekeliruannya). Tentu banyak hambatan/tantangan untuk mencapai itu sebab tidak gampang untuk mengalahkan Rawana apalagi ada Kumbakarna (keserakahan yang didukung oleh sifat  tak mau tahu persoalan). Inilah tantangan yang harus dialami oleh seluruh umat di dunia dalam mencapai kesejahteraan hidup lahir bathin.

Mengapa Anggada dapat diperalat? Hal ini disebabkan karena Anggada belum mampu mengendalikan indria, justru yang dihadapi  adalah kenikmatan. Kita belum memiliki kepuasan dalam hidup ini sehingga lupa pada tujuan semula. Rasa Aku kita belum bisa dikendalikan. Anggada mau menjadi jembatan artinya tenaga pikiran ada pada badan, badan itu sendiri agar mau menjadi jembatan. Semuanya ada dalam diri.

Materi dianggap membahagiakan hidup merupakan  pandangan yang salah sebab materi hanyalah sebagai alat. Materi lebih banyak menyesatkan manusia. Hati-hati memegang materi kecuali iman kita telah kuat. Landasilah dengan jiwa bhakti sehingga materi dapat menjadi alat di samping juga dapat membahagiakan.

Manusia yang mempunyai kekayaan sekarang melupakan Tuhan sehingga kekayaan itu dimakan oleh Sang Hyang Kali. Manusia biasanya kalau taraf hidupnya baik lupa pada Tuhan. Demikian pula sebelum menerima gaji sudah punya cita-cita yang menuju perbaikan hidup setelah menerima gaji pikiran berubah.