Kita hidup sebenarnya suatu usaha yang kita lakukan untuk mendapat aman (tidak ada godaan). Godaan itu disebabkan karena tuntutan hidup.

Yang membuat tidak aman, kita tidak mau memikirkannya (sebelum berbuat). Kalau kita tidak banyak berpikir tentu banyak menyalahkan orang lain (ini juga godaan). Persoalannya bukan boleh dan tidak boleh, tetapi berpikir. Dengan berpikir Jagathita akan tercapai.

Tuntutan hidup hendaknya diusahakan (tujuan : untuk hidup). Setiap sesuatu yang menjadi keperluan hidup harus dipikirkan sebab dari sana timbul godaan baru. Selama hidup selalu ada godaan. Salah satu dipenuhi timbul godaan lain. Godaan itu berantai. Tidak pernah henti-hentinya mendapat godaan. Jika sudah memiliki sesuatu, jangan cepat puas diri, karena godaan yang lain akan datang. Untuk mengatasi godaan antara lain mau/rela berkorban. Kita mendapat godaan adalah suatu kewajaran. Kendalikan dengan berpikir, sesudah itu rela berkorban. Kalau tidak rela maka timbul keluhan-keluhan/ kekecewaan.

Nyaman artinya kesenangan telah terisi, memposisikan sesuai peruntukannya. Usaha awal adalah merapikan dulu. Rapi = apik. Dari rapi baru timbul penyesuaian diri untuk dapat kepuasan. Kata aman dan nyaman inilah yang disebut Jagathita.

Tawakal/hadapi/pikirkan godaan itu jangan cepat-cepat terbelenggu oleh godaan itu sendiri. Hidup manusia  memang mengalami kesulitan yang terus menerus. Bagi yang mau memikirkan dialah yang akan mendapatkan. Bagi yang tidak mau berpikir akan mengalami ketidak amanan secara terus menerus.

Pelajari godaan itu, bukan kita usir, kalau diusir berarti tidak boleh menginginkan sesuatu, dus tidak mempunyai apa-apa. Apa yang disenangi pasti yang disenangi itu yang akan menimbulkan godaan (inilah rwa bhineda).