Mengukur orang lain tidak boleh senang dan tidak senang. Orang yang banyak bicara (masyarakat) tidak mendapat kepercayaan. Orang sekarang sudah bosan mendengarkan pembicaraan-pembicaraan tetapi lucunya orang miskin suka bicara. Bagi orang-orang yang suka bicara dalam hati kecilnya tidak ada orang percaya. Masyarakat menganggap manusia yang suka bicara tidak perlu dipercaya.

Berhati-hatilah mendengarkakn kebenaran orang. Harus melihat kenyataan-kenyataan yang ada. Kalau ingin mempercayai orang lain selidiki dulu orangnya (antara lain keharmonisan rumah tangganya, bagaimana permulaannya dan banyak segi yang harus dilihat). Juga penampilan rumah memberi kesan, sedangkan kelengkapan rumah menyangkut dana. Kita lihat yang paling akhir yaitu antara hubungan bathin anggota keluarga akan cocok dengan penampilan rumahnya. Bila dalam rumah tangga tidak ada keharmonisan terhadap penonjolan-penonjolan. Misalnya kebutuhan sepuluh, 1 (satu) yang ditonjolkan 9 (sembilan) tidak punya (+1-9). Penonjolan ini membawa satu senang sembilan susah. Lebih baik 9 (sembilan) senang 1 (satu) susah. Usahakan bagaimana mengamankan diri. Sebenarnya sudah tidak menuntut lagi, kenyataannya menuntut karena kehidupannya dulu terdapat penonjolan-penonjolan.

Bagi remaja yang ingin kawin. Kawin boleh saja. Siapkan/kedewasaan mental sebab akan ada perubahan besar. Banyak macam tantangan yang akan dihadapi. Kita sadar akan mengalami goncangan dan tuntutan yang tidak pernah kita bayangkan. Kedewasaan mental yaitu tahu perubahan besar bakal terjadi. Siap mental menghadapi segala macam permasalahan yang ada. Tidak mengeluh. Jika tidak siap mental kadang-kadang rumah tangga tertarik ke sana ke mari. Sedangkan kebanyakan tertarik pada perempuan karena si laki-laki tidak siap mental. Ketidak siapan mental sering menimbulkan perceraian. Kalau sudah siap mental barulah menyusun pendanaan, yang tergantung pada kemampuan. Tetapi yang utama adalah sikap mental menghadapi perubahan yang mendadak.  Keterampilan laki-laki yang dimiliki oleh perempuan dimaksudkan untuk menujukkan kasih sayang. Jika tidak mempunyai keterampilan tersebut timbul ketegangan rasa sehingga sulit untuk mendapatkan simpati dari suami oleh karena itu belajarlah timbal balik untuk menambah tali rasa, untuk mengikat kasih sayang yang lebih kuat.