Manusia keliru kalau menganggap hidup ini menyenangkan. Manusia menjadi bingung karena banyaknya persoalan yang menyangkut dirinya. Satu dilupakan menjadi masalah. Jangan berpikir dengan begini senang, sedangkan yang lain dilupakan.
Kehidupan manusia sangat komplek. Manusia berbuat dan berpikir hanya untuk mengatasi kesulitan hidupnya. Sebab kita memerlukan sesuatu untuk mendorong diri sendiri. Kesulitan kita hidup, coba lihat Bhagawad Gita. 100 (seratus) orang yang membicarakan hidup yang bahagia, hanya 1 (satu) orang yang mencapainya. Hanya sekedar bicara, apa hasilnya? Hidup ini tidak pernah diselesaikan. Bicara lebih gampang dari berbuat, bicara tidak ada kesulitan, sedangkan kalau berbuat banyak kesulitan. Apalagi yang tidak punya pengalaman, mereka pintar bicara (bahwa kesulitan perlu pemikiran dan latihan keterampilan). Kita sekarang terjebak pada bicara. Untuk bersembunyi di balik bicara, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Akibatnya dunia ini ribut. Berbuat menentukan kelanjutan daripada hidup.
Dalam kebersamaan, bagaimana menjaga hubungan supaya baik. Bergaulpun tidak segampang bicara. Musuh kita adalah orang yang tidak pernah berbuat hanya pintar bicara. Setiap manusia mempunyai kepentingan/harga dirinya yang tidak boleh kita abaikan. Perilaku kita jangan sampai membuat ketegangan. Kita tidak boleh menganggap orang lain lebih rendah dari diri kita. Mampukah menjaga hubungan kita agar tetap baik? Tidak membeda-bedakan di dalam kita bergaul. Dalam berbuat itu yang menentukan diri sendiri. Perbuatan kita yang bisa diterima. Timbal baliknya manusia satu dengan yang lain. Di mana merugikan orang lain, di sana kebencian akan datang.Terputusnya hubungan menyebabkan orang saling tidak percaya, saling mencurigai. Seribu bicara kebaikan tidak ada yang mendengarnya karena tidak dapat dirasakan oleh orang lain. Tidak perlu bicara kebaikan tetapi berbuatlah kebaikan. Orang berwibawa bukan karena kata-kata, jabatan, penampilan tetapi perbuatannya yang dapat dirasakan oleh orang lain. Orang yang dapat merasakan akibat dari perbuatan kita, ia akan membela kita.
Dalam pergaulan hidup kita harus waspada untuk bisa mempercayai orang lain, betul-betul kita lihat bagaimana perilakunya dalam kehidupan, kalau kita tidak ingin terlempar. Di dalam berbuat baikpun kita tidak bisa sembarangan, tetapi kenyataan kalau kita salah dalam berbuat baik menjadi kecewa. Kita tidak boleh percaya kepada orang lain yang hidupnya tidak lebih baik, kita harus membuktikannya. Hidup ini terlalu sulit, harus berpikir dan terampil. Arjuna (pikiran yang bijaksana) adalah teknik penyelamat kehidupan manusia. Hidup ini tidak sulit kalau mau melihat perjalanan hidup ini. Kita harus mau melihat dalam perilaku kita dan tidak ada manusia yang senang dikuasai, dan tidak ada orang yang mau dikalahkan. Dalam kehidupan ini tidak boleh ada pikiran mau menang/kalah. Keselamatan anak tergantung pada orang tua dan nasib orang tua tergantung dari anak.