Perubahan itu mengenai siapapun juga. Bumi ini berputar. Gunung-gunung curam dari Barat. Benda itu juga berubah. Perubahan itu terus berlalu. Perubahan itu disebabkan karena waktu (Kala). Disimbulkan dengan Caling/taring. Maka manusia itu takut akan perubahan, oleh karena itu sering dimakan Kala, karena manusia tidak mau berubah. Kala = waktu. Maka semua yang hidup dibunuh oleh Kala. Orang sering bertengkar karena tidak mau ada perubahan.
Kapan zaman ini berubah?, tidak ada yang tahu. Perubahan-perubahan ini yang memaksa manusia kembali berpikir. Dari perubahan akan mengambil tanggung jawab dan kewajiban, yang berubah pula tuntutan manusia. Orang yang tidak mau berubah disebut orang yang terikat (treshna), sedangkan semuanya harus berubah. Orang-orang yang mempunyai jalan berpikir tidak maju ke depan, orang-orang inilah yang membuat masalah. Suatu kewajaran dari suatu kehidupan yang selalu berubah. Oleh karena itu cara berpikir manusia berubah terus. Kalau manusia tidak mau berubah disebut manusia dimakan waktu.
Manusia yang tidak mengenal perubahan, manusia mengalami ketakutan untuk menghadapi masa depannya. Perubahan itulah yang abadi. Kita harus rela menerima perubahan itu. Orang yang bisa selamat di dalamnya adalah orang yang dapat berubah sesuai dengan perkembangan zamannya. Jika tidak, maka dalam dirinya merasa negatif (merasa lebih rendah). Akhirnya dia mengelompokkan diri menjadi kelompok kecil-kecil untuk menyalahkan zaman. Hari sekarang disamakan dengan hari kemarin, jelas membuat pertengkaran. Yang berubah itu adalah material dan kebutuhan hidup. Oleh karena itu memerlukan cara suatu perubahan cara berpikir. Cara berpikir belum berubah, tidak mungkin memiliki kebutuhan itu. Ini yang membuat saling sakit hati. Kehidupan ini serba rahasia.
Dulu kebanyakan unsur kesehatan tidak mendapat perhatian. Sekarang sangat mendapat perhatian. Kematian balita dulu mencapai 75%, sekarang mencapai 4%. Sekarang tidak zamannya membicarakan leak (black magic). Sekarang kalau berbicara soal makan sangat terlambat sekali. Dalam persepsi manusia dia ingin mengikuti zaman tetapi pola berpikirnya masih ortodok menyebabkan kesemrawutan, maka timbul suatu gejala pamer. Karena konsep berpikirnya belum masuk dalam mengikuti perubahan zaman ini makanya banyak kita mendengar manusia ortodok (manusia supaya dianggap, lalu bagaimana menemukan kepuasan hidupnya? Manusia belum siap menerima perubahan sedangkan sikap mental belum siap untuk menerima perubahan.
Manusia terpengaruh oleh iklan/reklame. Jiwa manusia masih anak-anak. Sikap mental itu perlu kritis dengan belajar/membaca. Dari perubahan-perubahan ini kita belajar untuk sejajar dengan perubahan. Kalau bisa lebih dulu. Siapa yang bisa akan mendapatkan kepuasan. Jika terlambat dengan perubahan hidup kita menderita.
Kebutuhan manusia menuntut agar sikap mental berubah, harus berpikir kritis. Jika tidak mau demikian akan dimakan Kala. Belajarlah menjadi Bhima (Kerja). Tanpa kerja akan dikalahkan oleh Kala. Jika zaman sekarang berpikir santai sulit sekali untuk hidup. Berpikir sekarang tidak pernah santai, sebab : 1. Berpikir untuk mencapai/mengisi kebutuhan. 2. Berpikir bagaimana lingkungan kehidupan kita. Zaman Kali, orang dimakan Kala. Zaman ini adalah zaman yang paling pintar menuntut.
Cara pengabdian manusia sekarang kebanyakan menuntut. Berbhakti ibarat bercermin, apakah hati kita bersih/tidak? Dengan berpikiran bersih akan dapat memikirkan lobang-lobang usaha. Untuk mengikuti perkembangan dituntut pula kedewasaan berpikir. untuk memenuhi tuntutan suatu kehidupan guna mencapai kelayakan dan keseimbangan hidup. dengan perubahan ini kita harus belajar/menjernihkan pikiran. Sekarang/dewasa ini terus ada penertiban-penertiban, dan kalau kita tidak mengenal era tertib kita selalu sakit hati. Jika kita tidak mau mengerti dengan perubahan, akan mengalami musibah yang sama. Jangan bandel (misalnya pembongkaran rumah dalam kaitan penataan tata kota seperti telah dilaksanakan di kota-kota). Sekarang berkembangnya dalam bidang tuntutan, kerjanya melemah, sehingga menimbulkan banyak frustasi.