Manusia semau gue karena tidak tahu tutur, sering terjadi kesalah pahaman karena kebenaran manusia berbeda-beda.

Mengapa remaja harus kawin? Jika tidak tahu otomatis menyalahkan, menyesal. Kalau tidak tahu apapun yang dilakukan di luar kesadaran diri sendiri, sebab tidak menyadari bahwa dituntut dengan perilaku-perilaku tanggung jawab (tuntutan kewajiban).

Tidak ada kelahiran di dunia ini kalau tidak tahu tutur. Kalau mengerti tutur dunia ini adalah penjara. Orang tidak senang tutur karena dituntut oleh kewajiban dan tanggung jawab.

Manusia lahir ke dunia untuk menyelesaikan penderitaan. Dia mengambil hidup untuk melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab. Kita lahir karena banyak tugas-tugas dan kewajiban hidup yang tidak terlaksana (hutang). Karena belum dilunasi makin banyak hutang kelahirannya makin jelek. Menuntut suatu kelahiran yang lebih baik tidak mungkin. Kelahiran itu bertujuan untuk menyempurnakan kehidupan. Manusia terbelenggu kepada nafsu/buta, yang memandang dunia ini sebagai tempat untuk bersenang-senang. Hidup adalah untuk meningkatkan hidup, karena itu berusaha untuk tahu apa yang harus dilakukan agar hidup bisa menjadi lebih baik.

Orang sekarang banyak iri karena tidak pernah mau tahu karena apa yang dilakukan adalah didorong oleh sifat-sifat buruk yang ada pada dirinya. Bagi yang tidak mau mencari tutur dalam kehidupan ini ia akan terjebak dan gagal total dalam kehidupannya.

Setiap manusia yang mau mempelajari tutur yang tahu proses hidup tidak pernah akan muncul dalam mulutnya untuk bersenang-senang sebab tujuan dia lahir/hidup bukan untuk itu.

Lahir untuk melaksanakan kewajiban dan tanggung  jawab. Tidak mau tahu dengan itu berarti sifat-sifat buruk yang membungkus atma yang bekerja. Sifat-sifat buruk ini yang menjawab tidak perlu dengan tutur. Karena sifat-sifat buruk telah menguasai manusia, sifat ini yang menjadi kebenaran. Resikonya juga demikian. Ini yang tidak disadari.

Orang beragama mengerti akan ajaran agamanya, sebab kalau sudah mati tidak semuanya mati. Sifat-sifat buruk badan dilambangkan dengan Korawa/Alengka.

Hidup ini pahit  :  tahu kelahiran, ada tanggung jawab dan kewajiban yang belum dilunasi. Ada usaha untuk menyelesaikan. Ini berarti suatu penderitaan (akibat kita lahir di tempat  yang sengsara ). Setelah mencapai umur yang tua sebagian besar permasalahan selesai, tinggal manisnya. Orang tua ini yang mengalami masa tuanya yang lebih manis.