Yaa, lupakan saja dulu, dan marilah dilihat pertempuran yang akan dilakukan oleh kedua belah pihak. Setelah mereka semua berkumpul, dan menyusun barisan masing-masing dengan cara yang dipandang sudah baik dan kuat, dan keduanya menghadapkan panglima-panglima perangnya masing-masing. Pertama berhadapan antara Bhisma yang menjadi panglima perang Korawa dan Arya Seta sebagai panglima perang Pandawa. Pertempuran tahap pertama, Bhisma dapat ditendang dan jatuh di sungai Gangga. Di sana ia berjumpa dengan ibunya Dewi Gangga.Dewi Gangga terkejut dengan kekalahan Bhisma anaknya. Bhisma diberikan kekuatan baru yang tak terkalahkan. Bhisma maju ke medan perang lagi. Pertempuran dengan Arya Seta dimulai dengan akhir kematian dari Arya Seta. Korawa bersorak gembira karena Bhisma menang. Sekarang gilirannya saya akan mengulas. Bila saya melihat nama Arya Seta teringatlah akan arti dari ita atau hita yang berarti kesejahteraan. Bagaimanapun, kesejahteraan materi yang diberikan, bila wadah yang menyimpan itu sangat loba, tentu tak akan dapat memenuhinya. Alat pemberi kesejahteraan (usaha-usaha) dalam mencari akan menjumpai kegagalan. Oleh karena itu wajarlah, bila Arya Seta tidak akan dapat mengalahkan Bhisma, dan malah akan mati olehnya. Pihak yang loba bersorak gembira lega dan puas. Kekalahan wadah itu sesaat penuh. Sekarang kenyang, sebentar lapar, karena sari-sari makanan (amertha) telah terisap dan ampasnya telah dikeluarkan. Perut menjadi lapar kembali. Begitu juga bagaimanapun segala indriya itu dipenuhi dan puas, namun setelah itu (air sungai mengalir) akan ingin lagi. Inilah Bhisma putra Gangga (Wiswamurti).