Setelah dapat mengenal penipuan-penipuan yang dijalankan oleh raksasa yang berwujud Brahmana dan ujian yang berat yang dialami Bhima serta seluruh Pandawa, dan kenikmatan yang sedang dinikmati oleh Arjuna di Kahyangan. Saya akan lanjutkan dengan kembalinya Arjuna berkumpul kembali dengan saudara-saudaranya. Kedatangan Arjuna membawa suatu prabawa yang menggembirakan.
Dunia kelihatan makin terang. Prabawa keluar dari kereta Hyang Indra yang membawa Arjuna. Begitu Arjuna turun, Yudhistira, Bhima dan para Brahmana memberikan penghormatan dengan takzimnya. Arjuna menceritakan pengalaman yang dialaminya selama 4 tahun di Kaindraan. Juga diceritakan dapat membunuh Niwatakawaca Raja dari Imantaka. Juga dapat membunuh Raja raksasa Kalasanda dari Hiranyapura. Sebagai oleh-oleh dari surga Drupadi diberikan pakaian buatan surga. Setelah beberapa waktu para Pandawa mengunjungi tempat-tempat suci sehingga sampai di tepi sungai Yamuna. Gatotkaca dan pengikutnya disuruh untuk pulang. Dalam perjalanan itu sampailah di hutan Wisayayuka. Di sanalah Pandawa tinggal agak lama. Ketika Pandawa berburu, Bhima dibelit ular. Bhima dapat diselamatkan oleh Yudhistira. Tahun ke sebelas menjalani hukuman. Mereka juga kedatangan Bhatara Krishna, dengan isterinya Satyabhoma, dan juga Rsi Markandeya. Dari sini Pandawa melanjutkan perjalanan ke telaga Dwetawana.
Sekarang mengenai ceritera Arjuna dari Kahyangan mendapat giliran untuk diulas. Setelah menikmati hasil dalam mengamalkan ilmu pengetahuan yang terarah kepada keluhuran budhi dalam menuju hidup yang sejahtera. Dalam empat tahun disurga, dalam waktu empat tahun dapat mengalahkan dua raksasa sakti. Niwatakawaca sebagai suatu keinginan untuk terus hidup di dunia maya. Atau selalu dikuasai oleh keterikatan akan kenikmatan dunia. Sifat ini sebagai sebab adanya tumimbal lahir yang terus menerus. Sifat ini telah dapat dikalahkan oleh ilmu pengetahuannya Arjuna. Juga Kalasanda yang merupakan tetap ingin hidup di sekala. Artinya sekala mempunyai waktu yang terbatas. Setiap kehidupan di dunia maya pasti mempunyai hidup dengan waktu yang terbatas. Inipun dapat dikalahkan dengan pengetahuannya Arjuna. Setelah semua penyebab diketahui tentang pengetahuan sekala, maupun niskala, sudah waktunya tata kehidupan itu harus dirubah. Tata kehidupan baru ialah tata kehidupan yang luhur, seperti tata kehidupan dunia dengan pakaian Dewa. Perbuatan sehari-hari sebagai variasi hidup dipergunakan pakaian Dewa. Inilah yang diberikan oleh Arjuna kepada Drupadi. Bila hal itu telah dipakai, haruslah diadakan suatu korban untuk mengunjungi tempat-tempat suci atau melakukan Tirtha Yatra, Dharma Yatra dan lain lainnya. Dalam kebingungan mengadakan korban atau yadnya yang menjadi sumber kesengsaraan dan kesedihan serta penyesalan (Wisayayuka), perlu diingatkan keteguhan iman Yudhistira. Dengan keteguhan Yudhistira, keterikatan akan kenikmatan dunia dan menjauhkan sifat beramal (Bhima) inilah yang merupakan angka 11. Satu dibelakang adalah kepentingan yadnya dan satu dimukanya adalah kepentingan aku. Hendaknya seimbang. Inilah Rwabhineda. Empat berarti empat kewajiban hidup di dunia atau Catur Dharma, atau Catur Laksana, atau empat jenis kebutuhan dalam kehidupan yang sejahtera. Atau juga catur purusartha (warga) seperti Kama, Artha, Dharma dan Moksa. Yang berarti keinginan sebagai alat untuk menjalankan kewajiban agar tercapainya kebahagiaan abadi. Inilah sumber kesengsaran. Ini pula yang menjadi ular pembelit Bhima. Agama akan membebaskan. Untuk itu harus diingat akan kedatangannya Krishna sebagai pembebas dengan isterinya Satyabhoma sebagai pemelihara yang setia dan Markandeya dalam menggerakkan dunia ini. Dari sini Pandawa akan rnelanjutkan perjalanan ke Dwetawana (Wiswamurti)