Header image alt text

Arya Sastra

Guru yang sejati adalah seorang yang terus belajar sepanjang hidupnya.

Belum waktunya keluarga harmonis karena masih ada sifat durjana

Posted by Wijaya Kusuma on April 29, 2015
Posted in Uncategorized  | Tagged With: ,

Kebenaran Tuhan terletak pada hati nurani sedangkan kebenaran  manusia terletak pada perasaannya. Manusia memiliki nafsu yang besar dan budi yang luhur. Dari darah daging kita melahirkan indria. Ngulurin indria = ngulurin nafsu yang ditimbulkan oleh darah, yang diterima dari kesucian Widhi melahirkan orang yang berbudi luhur (mencari sarwa manik, baik dirasa, tetapi yang dari darah senang yang ada hubungan dengan kepentingan). Manusia pada zaman ini tidak pernah mempunyai pemikiran. Manusia akhirnya menuju pada badan ini. Manusia mengatakan hanya badannya. Tidak pernah melihat manusia dari segi budinya. Continue reading “Belum waktunya keluarga harmonis karena masih ada sifat durjana” »

Godaan itu datang dari harapan/keinginan

Posted by Wijaya Kusuma on November 20, 2014
Posted in Uncategorized  | Tagged With: , ,

Dengan adanya godaan dan keinginan membuat manusia berpikir. Godaan itu tidak perlu ditakuti karena datangnya dari harapan atau keinginan kita. Harapan tinggi godaanpun tinggi (sebegitu jauh untuk mengusahakan). Manusia tidak boleh tidak berpikir. Karena manusia malas berpikir, lalu menginginkan kesuksesan dia hanya dapat suatu kekecewaan. Manusia Kaliyuga mau menginginkan suatu harapan-harapan tanpa tidak mau cobaan-cobaan. Orang inilah yang gengsi. Continue reading “Godaan itu datang dari harapan/keinginan” »

Menjelajahi Mahabharata ke-4 (Bagian 13)

Posted by on Desember 24, 2013
Posted in Uncategorized 

Yudhistira melihat alamat yang tidak baik itu merasa khawatir, sang Arjuna menghadap Bhagawan Wyasa, dan mempersembahkan kejadian di negeri Dwaraka. Pandawa dinasehatkan pergi ke hutan. Semua Pandawa setuju untuk masuk hutan. Parikesit dinobatkan menjadi Raja. Sebagai penasehatnya ditugaskan Krepa dan Yuyutsu. Sebelum berangkat juga diadakan selamatan untuk roh para Yadawa. Dewi Subadra tetap di Hastina, Dewi Ulupi pulang ke Pancala, Dewi Citranggada dititah ke Manipura. Setelah meninggalkan istana, para Pandawa diikuti oleh seekor anjing. Continue reading “Menjelajahi Mahabharata ke-4 (Bagian 13)” »

Disajikan Buku Menjelajahi Mahabhrata Ke-3  tentang Perang Bharata Yudha, dapat dibaca atau di download di sini.


       Dalam menuju ke kedewasaannya putra Kuru berguru pada Bhisma, Krepa, dan Drona. Bhisma sebagai kakeknya, dalam mendidik agar putra Kuru mempunyai wadah yang kuat dalam menampung semua pengetahuan dan penderitaan yang akan diterima mereka. Tanpa mempunyai wadah kuat kita tidak akan mampu menerima semua kebijaksanaan yang akan menjadi bekal kita hidup. Continue reading “Menjelajahi Mahabharata “Pandawa Masuk Hutan” (3)” »

Renungan Malam Purnama di Taman Mayura

Posted by Rama Putra on April 25, 2012
Posted in Uncategorized  | No Comments yet, please leave one

Renungan Malam Purnama di Taman Mayura, secara lengkap dapat didownload di sini.

Beberapa saat yang lalu kami telah menyajikan Menjelajahi Mahabharata secara bersambung, sekarang dapat dibaca atau di download di sini

A. Dasar konseptual IDI 2009 :

  • IDI disusun sebagai alat ukur kuantitatif untuk melihat tingkat kemajuan demokrasi Indonesia.
  • Pengukuran kemajuan demokrasi pada IDI 2009 didasarkan pada realitas pelaksanaan dan tingkat  perkembangan  tiga aspek demokrasi : kebebasan sipil, hak-hak politik, dan lembaga demokrasi.
  • IDI disusun pada level provinsi untuk menunjukkan tingkat kemajuan demokrasi di setiap provinsi di Indonesia.