Dengan adanya godaan dan keinginan membuat manusia berpikir. Godaan itu tidak perlu ditakuti karena datangnya dari harapan atau keinginan kita. Harapan tinggi godaanpun tinggi (sebegitu jauh untuk mengusahakan). Manusia tidak boleh tidak berpikir. Karena manusia malas berpikir, lalu menginginkan kesuksesan dia hanya dapat suatu kekecewaan. Manusia Kaliyuga mau menginginkan suatu harapan-harapan tanpa tidak mau cobaan-cobaan. Orang inilah yang gengsi.

Rasa kesucian, rasa pengabdian luar biasa tantangannya. Dalam bermasyarakat inilah tantangan hidup bermasyarakat (tentu orang-orang yang tidak berpikir tidak suci). Tehnik (siasat) tempur banyak penyamaran, tetapi yang jelas adalah perang antara yang bermaksud kesucian dan tidak suci. Kalau kebetulan kita berjumpa dengan orang yang tidak suci terang ada penyamaran-penyamaran. Orang-orang yang melakukan penyamaran-penyamaran supaya kita dianggap tidak suci. Dengan keberhasilan kita, nama baik mereka jatuh. Untuk dapat mereka mempertahankan diri terjadilah perang. Orang itu melakukan penyamaran. Baik yang harga dirinya turun mereka membuat tehnis-tehnis. Mereka akan berkata “harus”. Hal ini dilakukan supaya  harga diri mereka tidak lebih rendah. Perjuangan hidup kita adalah mengembalikan harga diri. Kita mengadakan penipuan dan penyamaran seperti dalam perang. Disinilah kita berpikir melalui:

  1. Sabda Pramana : menyerap informasi/tutur (media massa, elektronika, dan sebagainya). Jika malas menggunakan sarana ini, jangan coba-coba untuk meningkatkan diri dalam penggetahuan. Sekolah merupakan keperluan vital. Tujuan sekolah untuk mendapatkan pengetahuan agar mampu mengembangkan diri. Bangsa kita belum mampu mengembangkan dirinya. Pegawai-pegawainya santai.
  2. Setelah kita serap informasi itu lalu kita anumana (bandingkan) dengan kenyataan yang ada. Anu = materi. Beberapa informasi dibandingkan dengan kenyataan. Jangan hanya percaya saja. Agama Hindu bukan dogma. Pelajarilah pengetahuan/Weda sebanyak-banyaknya, lalu bandingkan dengan kenyataan yang ada. Kita ini belum mau membandingkan. Agama diputar balikkan, sehingga kita percaya saja. Agama adalah pasti, dan tidak khayal. Sumber orang bisa iri adalah dari orang yang tidak mau berpikir/membanding-bandingkan. Dengan membanding-bandingkan kita tahu persis (Pratyaksa).
  3. Pratyaksa Pramana. Kalau sudah pratyaksa apa mungkin keseleo. Kehidupan kita belum baik karena terjerembab oleh tutur palsu.

Salah menempatkan desa akan timbul ketersinggungan sedang Kala akan berubah terus. Patra sama dengan keadaan. Kita tidak boleh cepat percaya karena keadaan penuh pertentangan. Sekarang kita harus menetralkan diri.

Sekarang dunia berkembang yang memerlukan keperluan hidup yang banyak. Inilah yang disebut kesenjangan sosial. Orang tidak mau bekerja. Orang sekarang menjadi miskin (rasa) akibat perkembangan zaman. Kesenjangan sosial membawa ketegangan oleh karena itu perlu mengaktifkan diri.

Hidup tidak layak lingkungan, tidak aman. Inilah yang memaksa manusia untuk aktif kerja. Orang sekarang kehilangan kepercayaan diri, oleh karena itu manusia harus belajar percaya diri.

Perihal nista, madya, utama adalah hubungan material terhadap manusia. Bukan terhadap Tuhannya. Orang miskin menggunakan kesederhanaan harta sehingga bersih dan suci. Gunakanlah seberapa kemampuan. Adil adalah memberikan sesuai dengan keperluan. Bentuk keadilah Tuhan adalah nista, madya, utama. Kalau kita percaya pada ketidakbenaran kehidupan kita akan mengalami ketidak tentraman.