Marilah kita lanjutkan lagi ceriteranya agar jangan terputus. Tahun kedua belas Pandawa dihutan. Hyang Indra turun ke Mercapada akan meminta kutang dan anting-anting yang dipakai Karna. Kutang baju kesaktiannya akan diminta. Sebelum Hyang Indra turun ke Mercapada, Karna telah mimpi bahwa Bhatara Surya memberitahukan akan adanya seorang Brahmana yang akan minta kutang dan anting-anting yang ada pada dirinya. Untuk itu jangan diberikan, karena akan membawa kematian dalam perang Bharatayudha kelak. Yang meminta itu tiada lain dari Hyang Indra yang berganti rupa. Namun karena akan menepati janji seorang kesatria, akan lebih baik mati daripada tidak menepati janji. Dan akan diberikan. Bhatara Surya mendengar kata Karna tadi memperingatkan agar dia meminta ganti dengan senjata yang sakti. Begitu Karna terbangun. Esok harinya datanglah Brahmana yang tiada lain daripada Hyang Indra yang meminta baju kutang serta anting-anting yang dipakainya. Dan juga Karna meminta senjata sakti kepada Brahmana tadi. Setelah senjata konta si panah sakti yang diberikan Hyang Indra tadi telah diterimanya maka Karna membuka kutang dan anting-anting yang dipakainya dan diberikannya kepada Hyang Indra. Penggunaan panah konta itu mempunyai syarat agar dipakai melawan musuh yang sakti, karena hanya dapat dipakai satu kali saja. Continue reading “Menjelajahi Mahabharata “Pandawa masuk hutan” (20)” »