Header image alt text

Arya Sastra

Guru yang sejati adalah seorang yang terus belajar sepanjang hidupnya.

       Raja Shantanu setelah ditinggalkan oleh Dewi Gangga menjadi bingung. Pada suatu waktu dalam perjalanannya dia melihat Durghandini di suatu taman di tepi sungai Yamuna. Dia merasa tertarik dan jatuh cinta. Tetapi oleh karena syarat yang diajukan sebagai balas budi terhadap bapak angkatnya yaitu agar anaknya sendiri yang akan menggantikan untuk menjadi raja kelak dan bukan anak beliau dengan Dewi Gangga yaitu Bhisma. Beliau bersedih. Tetapi berkat kebijaksanaan dari putera beliau sendiri demi untuk keselamatan orang tuanya sendiri maka Bhisma mau menyerahkan tahta kerajaannya nanti, kepada saudaranya. Di sana  pula ia berjanji dan bersumpah bahwa ia tidak akan kawin (Brahmacari) untuk selama-lamanya. Dengan demikian perkawinan dari Shantanu  dengan Dewi Sayojanaghandi dapat dilangsungkan. Read more

 

       Setelah saya menanggapi pengertian dari beberapa pelaku tadi, akan saya bawa lagi pada kelahirannya Bhisma. Bhisma adalah kelahiran dari Wasu yaitu pencuri lembu di sorga. Hal ini disebabkan oleh keinginan salah seorang isteri dari delapan Wasu yaitu Wasu Dyahu. Oleh karena perbuatan yang dilakukan itu tidak sesuai dengan tempatnya, mau tidak mau akan mendatangkan hasil yang tidak dapat dibenarkan. Oleh karena itu harus dihukum. Hukuman suatu perbuatan tiada lain hanya di dunia maya ini. Dan di dunia ini pula dia akan mendapatkannya. Orang yang masih terikat akan suatu kenikmatan dunia dia selalu akan lahir ke dunia lagi. Sorga tidak akan mau menerima orang yang masih terikat pada dunia. Ini pulalah penyebab kelahirannya ke dunia ini dengan nama Bhisma sebagai putera dari Shantanu dengan Dewi Gangga. Read more

       Marilah saya ajak melihat Matsyapati. Matsyapati dengan rupa tampan sebagai anak lelaki, walaupun kelahirannya kembar dengan Durgandini, perlu mendapat pendidikan di istana di bawah asuhan ayahnya Basuparicara dengan ibunya Girika. Setelah Matsyapati dewasa, dia diangkat menjadi Raja Wirata. Read more

 

       Lain halnya Raja  Basuparicara. Istrinya adalah Girika yaitu iman yang teguh seperti gunung yang tak goyah oleh suatu gangguan, untuk dapat mencapai kesadaran sehingga dapat membebaskan dirinya dari kelahiran kembali. Dari anak yang kelahirannya tak terduga akibat daripada suatu ingatan akan keinginan yang perlu mendapat pemuasan lahiriah Dewi Durgandini dan Matsyapati. Read more

Sifat Mengharapkan (Pamerih) dan Treshna

Posted by Rama Putra on Desember 17, 2011
Posted in Spiritual  | Tagged With: , , | No Comments yet, please leave one


                  Pamerih  artinya menghayalkan segala sesuatu tanpa adanya perbuatan. Misalnya kita sering menjumpai satu keluarga, ia mengharapkan agar keluarganya memberikan sesuatu, tetapi kenyataannya tidak diberikan. Inilah pamerih. Pamerih terwujud pula dalam sikap berpura-pura memberikan sesuatu untuk mendapat imbalan yang lebih besar. Pamerih tidak dibenarkan oleh agama, sebab sifat pamerih akan membawa kejengkelan, kekecewaan, dan tidak membawa ketentraman.

                 Sifat tidak pamerih seperti : seorang pedagang, mereka melandasinya  dengan perbuatan-perbuatan nyata untuk mendapat suatu keuntungan. Kita sadar, siapapun yang berusaha pasti mendapatkan itu. Apakah keuntungan itu besar atau kecil, kenyataanlah yang menentukan. Tidak perlu terlalu membayangkan keuntungan tersebut. Dengan tidak memikirkan keuntungan dan memiliki landasan suasana kerja, tidak akan mengalami kekecewaan, karena sesuai dengan kenyataan. Setiap kerja yang benar, hasilnya benar. Dengan pamerih tenaga menjadi lesu. Sikap tanpa pamerih mengakibatkan perasaan lebih aman, gairah kerja makin baik, otomatis hasilnya lebih baik. Read more

       Hyang Brahma mengadakan sidang pertemuan antara para dewa pengisi sorga. Dalam persidangan itu bertiuplah angin yang sangat kencang sekali, yang menyebabkan terjadi di luar acara sidang. Pakaian Dewi Gangga tersingkap sehingga kelihatan tubuhnya yang sangat menarik nafsu birahi. Melihat hal yang demikian semua dewa-dewa pada tunduk, agar jangan memalukan sang Dewi. Namun Dewa Mahabisa bahkan sebaliknya, dan sangat memperhatikannya dengan seksama. Melihat perbuatan kedua dewa itu marahlah Hyang Brahma dan memerintahkan agar keduanya lahir ke dunia. Dewi Gangga lahir ke dunia dengan nama Dewi Gangga di tepi sungai Gangga dan Dewa Mahabisa dengan nama Shantanu, sebagai putra Raja Pratipa. Pada waktu Raja Pratipa berburu, berjumpa dengan Dewi Gangga. Read more

Kata-kata Bijak

Posted by Rama Putra on Desember 11, 2011
Posted in Spiritual  | No Comments yet, please leave one

Buku yang terbaik adalah
buku hati
Setiap orang mempunyainya, tetapi
berapa banyak orang yang dapat
membacanya?
Di halaman pertama buku itu
tertulis kata-kata :
“Jagalah pikiranmu!
Apa yang kau pikirkan adalah apa
adanya dirimu!” Read more