Header image alt text

Arya Sastra

Guru yang sejati adalah seorang yang terus belajar sepanjang hidupnya.

Kehidupan yang selamat diciptakan melalui kemauan dan kemampuan berpikir

Posted by Wijaya Kusuma on Februari 14, 2015
Posted in Spiritual  | Tagged With: , ,

Semua ada dalam diri sendiri tidak ada di luar. Cuma di luar hanya bayangan (di dalam cermin ada diri). Hidup adalah bayang-bayang, maka hidup di mayapada, hidup yang palsu, yang semu, tetapi kita menganggap hidup ini sejati. Kita keliru mamandang hidup ini. Dunia ini adalah dunia yang semu. Yang ada di bhuana agung ada dalam diri kita (bhuana alit). Orang yang tidak senang tutur adalah orang palsu. Bharata : dunia, kandang. Maha : luas. Kandang berisi binatang, dalam diri banyak binatang. Di dalam diri kita ada Dewa dan Bhuta. Tri Guna (Sattwam, rajas, tamas). Sattwam : berpikir ke atas, kebenaran, ke Tuhan. Tamas, ke tanah, berebut isi tanah. Dewa dilahirkan dari budi sattwam (mengerti tentang hidup, berkepribadian. Tamah (tanha) : buta, gelap. Rajas (raj) : yang berkuasa, yang mendorong kita berbudi sattwam dan tamas. Bebek melambangkan sattwam, babi melambangkan tamas, berpikir tamas menjadi buta, memperebutkan tanah. Sattwam, mengerti hidup, bagaimana mencari kerja. Dewa : suksmaning idep, tidak pernah bingung/gelisah. Sifat-sifat Tri Guna diceritakan dalam Mahabharata dan Ramayana. Continue reading “Kehidupan yang selamat diciptakan melalui kemauan dan kemampuan berpikir” »

Manusia Bhuta vs Manusia Dewa

Posted by Wijaya Kusuma on Februari 14, 2015
Posted in Spiritual  | Tagged With: , , ,

Begitu sulitnya menanamkan kesadaran pada manusia, dari manusia Bhuta supaya bisa menjadi manusia Dewa. Manusia Bhuta terjebak pada dunia material hanya berpikir kenikmatan manusia dunia, seolah-olah hidup hanya sampai di sana, tidak ada kelanjutannya. Liarnya manusia hidup sekarang seperti tidak mempunyai kelanjutan. Semua dilihat dari keinginan dirinya. Kekuatan manusia masa kini hanya untuk membuat ribut sehingga pada akhirnya semua menjadi kecewa dalam hidup ini. Manusia Dewa manusia yang tahu pasti tentang kehidupan materi sehinggga bermanfaat. Continue reading “Manusia Bhuta vs Manusia Dewa” »

Kekeliruan manusia jika tidak memperhatikan rasa

Posted by Wijaya Kusuma on Februari 6, 2015
Posted in Spiritual  | Tagged With: ,

Jangan melihat sesuatu dari penampilan walaupun penampilan bisa menampilkan yang di dalam tetapi tidak seluruhnya. Bagaimana kelirunya manusia bila  tidak memperhatikan rasa. Mengertilah perasaan orang lain. Mengertilah tuntutan suatu perasaan. Kalau tidak bisa, repot terus. Tuntutan itu sebenarnya tidak banyak, yang utama adalah diperhatikan (mau memperhatikan). Continue reading “Kekeliruan manusia jika tidak memperhatikan rasa” »

Sikap mental menghadapi perubahan yang tiba-tiba

Posted by Wijaya Kusuma on Januari 30, 2015
Posted in Spiritual  | Tagged With: , ,

Mengukur orang lain tidak boleh senang dan tidak senang. Orang yang banyak bicara (masyarakat) tidak mendapat kepercayaan. Orang sekarang sudah bosan mendengarkan pembicaraan-pembicaraan tetapi lucunya orang miskin suka bicara. Bagi orang-orang yang suka bicara dalam hati kecilnya tidak ada orang percaya. Masyarakat menganggap manusia yang suka bicara tidak perlu dipercaya. Continue reading “Sikap mental menghadapi perubahan yang tiba-tiba” »

Jangan bingung menghadapi masalah

Posted by Wijaya Kusuma on Januari 30, 2015
Posted in Spiritual  | Tagged With: ,

Pada saat sembahyang, lepaskan keterikatan semuanya. Jangan melihat diri, karena tidak akan menyelesaikan masalah. Lupakan badan. Kalau ingat pada Atma, Atma itu yang akan menyempurnakan diri kita dari lapisan-lapisan karma wasana. Continue reading “Jangan bingung menghadapi masalah” »

Pengaruh kehidupan Kaliyuga belum hilang

Posted by Wijaya Kusuma on Desember 30, 2014
Posted in Spiritual  | Tagged With: , ,

Kehidupan zaman Kali yang menang adalah darah (Korawa). Kaliyuga adalah suatu kekuatan yang bersifat material. Kekayaan menang. Sedikit-sedikit kekayaan/uang. Asal banyak mempunyai uang dikatakan bahagia/ sadya. Continue reading “Pengaruh kehidupan Kaliyuga belum hilang” »

Penderitaan Justru Melahirkan Konsep Kehidupan yang baru untuk mempertahankan hidup

Posted by Wijaya Kusuma on Desember 30, 2014
Posted in Spiritual  | Tagged With: , ,

Sifat Alengkapura tidak senang melihat orang lain sukses, dan selalu merasa bermusuhan. Lalu orang-orang ini mencari orang untuk menyalahkan yang sukses, dan berusaha agar orang sukses menjadi gagal. Mereka berprilaku seperti siluman-siluman. Orang ini juga yang menyuruh orang lain untuk berbuat yang macam-macam. Seperti dalam lingkungan masyarakat : dulu kita baik dengan lingkungan, karena kita berada di bawah mereka, kalau kita lebih baik dari mereka, mereka tidak baik. Sifat Korawa dan Alengka tidak senang melihat hidupnya lebih baik dari pada dirinya. Mereka mencari prilaku kita yang salah-salah dan menyebarkan kepada orang lain, agar orang lain tidak percaya kepada kita. Continue reading “Penderitaan Justru Melahirkan Konsep Kehidupan yang baru untuk mempertahankan hidup” »

Perubahan Memaksa Manusia Kembali Berpikir

Posted by Wijaya Kusuma on Desember 20, 2014
Posted in Spiritual  | Tagged With: , ,

Perubahan itu mengenai siapapun juga. Bumi ini berputar. Gunung-gunung curam dari Barat. Benda itu juga berubah. Perubahan itu terus berlalu. Perubahan itu disebabkan karena waktu (Kala). Disimbulkan dengan Caling/taring. Maka manusia itu takut akan perubahan, oleh karena itu sering dimakan Kala, karena manusia tidak mau berubah. Kala = waktu. Maka semua yang hidup dibunuh oleh Kala. Orang sering bertengkar karena tidak mau ada perubahan. Continue reading “Perubahan Memaksa Manusia Kembali Berpikir” »

Tujuan Hidup Manusia Kembali ke angka Nol (O)

Posted by Wijaya Kusuma on Desember 20, 2014
Posted in Spiritual  | Tagged With: , , ,

Empat unsur  yang harus diperhatikan yaitu pikiran, tenaga, materi dan iman. Jika kita telah melaksanakan empat hal ini barulah menuju ke angka 5 (lima) yang artinya hidup. Hidup ini dikaitkan dengan Panca Pandawa, barulah nyungsung Yudistira atau Sang Hyang Dharma. Dari Panca Pandawa menjadi Panca Dewata. Lawannya adalah Panca Maha Butha. Kalau dalam sastra/aksara ada disebut Panca Brahma dan Panca Tirtha. Continue reading “Tujuan Hidup Manusia Kembali ke angka Nol (O)” »

Selama hidup selalu ada godaan

Posted by Wijaya Kusuma on November 20, 2014
Posted in Spiritual  | Tagged With: ,

Kita hidup sebenarnya suatu usaha yang kita lakukan untuk mendapat aman (tidak ada godaan). Godaan itu disebabkan karena tuntutan hidup.

Yang membuat tidak aman, kita tidak mau memikirkannya (sebelum berbuat). Kalau kita tidak banyak berpikir tentu banyak menyalahkan orang lain (ini juga godaan). Persoalannya bukan boleh dan tidak boleh, tetapi berpikir. Dengan berpikir Jagathita akan tercapai. Continue reading “Selama hidup selalu ada godaan” »