Header image alt text

Arya Sastra

Guru yang sejati adalah seorang yang terus belajar sepanjang hidupnya.

Keberhasilan dalam hidup merupakan tabungan kepuasan

Posted by Wijaya Kusuma on Oktober 23, 2018
Posted in Spiritual  | Tagged With: , , ,

Kita mulai melupakan belenggu daripada badan. Kita hanya dipaksa untuk mengikuti keinginan indria/aku tanpa tahu persoalan. Kalau sudah demikian keadaannya, kenyamanan dan keamanan tidak mungkin berjumpa. Dengan kembali menyatu kepada Tuhan, beliau akan bertanggung jawab terhadap semua hasil ciptaan-Nya, seperti hubungan orang tua dengan anak. Continue reading “Keberhasilan dalam hidup merupakan tabungan kepuasan” »

Mengerti kekurangan yang ada pada diri sendiri

Posted by Wijaya Kusuma on Oktober 20, 2018
Posted in Pengembangan diriSpiritual  | Tagged With: ,

Orang menganggap dirinya yang paling segalanya, yang lain dianggap sepele. Orang-orang cuek, lalu apa yang dia bisa pikirkan?

Mengerti kekurangan dalam diri kita. Yang ada sebenarnya kekurangan tidak ada kelebihan. Belum pernah berpikir terhadap dirinya sendiri. Kita tidak mampu memperhatikan kekurangan yang ada pada diri kita. Manusia hidup dalam kekurangan. Dia berpikir dalam proses perjalanan. Continue reading “Mengerti kekurangan yang ada pada diri sendiri” »

Kegagalan dalam Kehidupan akibat berpikir dari satu sisi

Posted by Wijaya Kusuma on Januari 10, 2018
Posted in Spiritual  | Tagged With: , ,

 

            Rwabhineda kalau bergerak menjadi dua. Orang yang berpikir dari satu sisi akan kecewa. Manusia dibelenggu oleh sifat individualnya sehingga tidak mau berpikir dari sisi lain. Rwabhineda bukan dua hal yang bertentangan tetapi saling berkaitan yang tidak bisa terlepas, yang sudah menunggal menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan oleh siapapun juga. Harus kedua-duanya diambil dapatlah satu. Kalau satu diambil tidak akan mendapat apa-apa.          Continue reading “Kegagalan dalam Kehidupan akibat berpikir dari satu sisi” »

Pengangguran adalah sarang Betara Kala

Posted by Wijaya Kusuma on Juli 1, 2016
Posted in Spiritual  | Tagged With: ,

Kerja bertujuan untuk memperlancar peredaran darah. Apabila sudah merata sulit sekali kena penyakit. Makan enak, bergizi tinggi adalah pembunuh tingkat atas. Bagi masyarakat bawah sulit untuk mendapat makanan yang demikian. Continue reading “Pengangguran adalah sarang Betara Kala” »

Hati nurani adalah radar kita

Posted by Wijaya Kusuma on Juli 1, 2016
Posted in Spiritual  | Tagged With: ,

Kehilangan kepercayaan diri menyebabkan kekosongan jiwa, tidak ada yang menyentuh hati nuraninya. Penyesalan-penyesalan akan timbul. Ciri-ciri zaman sekarang tidak ada orang yang memiliki pantes (manut dalam bahasa Bali). Mereka memandang, mendengar, meminjam dari orang lain. Continue reading “Hati nurani adalah radar kita” »

Keluarga merupakan tempat pengabdian pertama

Posted by Wijaya Kusuma on April 12, 2016
Posted in Spiritual  | Tagged With: ,

Keselamatan keluarga hendaknya diutamakan. Tanpa keselamatan keluarga diri ini tidak pernah selamat (sebab perasaan akan terganggu). Biasakanlah menghayati satu kata, sehingga kita tidak sering salah kaprah. Continue reading “Keluarga merupakan tempat pengabdian pertama” »

Pengadilan yang paling adil

Posted by Wijaya Kusuma on April 12, 2016
Posted in Spiritual  | Tagged With: ,

Ingat sejarah hidup. Bimbinglah dorongan yang  ada dalam jiwanya sehingga berkembang. Sebenarnya manusia ingin mendapatkan prestasi. Penampilan-penampilan itu sebenarnya untuk diakui. Materi sebagai alat untuk mengukur prestasi. Materi sebagai pengukur seberapa jauh kemampuan seseorang sehingga kita diakui atau didaftar sebagai orang-orang yang berprestasi.

Ada 2 (dua) dorongan dalam diri menurut ilmu jiwa yaitu dorongan baik, dorongan ini yang dikembangkan untuk memperoleh prestasi, dan dorongan yang tidak baik (nafsu). Dari dorongan ini manusia mengaku-ngaku, timbul keserakahan untuk diisi atau dipenuhi. Dorongan ini banyak menuntut. Tetapi dorongan-dorongan berusaha mendapat  prestasi untuk mendapat pengakuan untuk bisa duduk sejajar dengan diri kita. Dorongan nafsu menyebabkan dari telinga kanan ke luar ke telinga kiri. Tidak mau berpikir, tidak ada suatu usaha. Dorongan baik : orang ini memiliki ketekunan dan kedisiplinan. Orang ini tampil sebagai manusia yang berprestasi, tidak banyak kelihatan. Apa yang ditekuni supaya berhasil. Dorongan nafsu menimbulkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan, sehingga kita berada di mana? Terpengaruh oleh dorongan nafsu menimbulkan permasalahan-permasalahan. Orang-orang ini tidak mau tahu dengan masa depan. Orang-orang ini  mempunyai iman yang lebih kuat. Memiliki perencanaan.

Dorongan yang ke dua tidak mempunyai masa depan yang lebih baik. Dorongan baik dan tidak baik semuanya ada dalam badan, bukan ada di mana-mana. Dorongan nafsu adalah kebutuhan jasmani. Orang yang kawin dengan dorongan nafsu tujuannya memuaskan sex. Kawin bagi dorongan yang pertama adalah suatu kelengkapan sehingga ia bisa merencanakan, mengatur, tahu kesulitan, sehingga ada pembinaan rumah tangga. Maka oleh karena itu dalam diri kita ada pengadilan (ada yang menghukum, hukumannya surga atau neraka). Pengadilan itu dijabat oleh otak, yang tidak bisa ditipu. Hakimnya adalah hati nurani. Pengadilan inilah yang paling adil. Kita tidak perlu main “supaya dianggap”, sebab kelengkapan pengadilan ada dalam tubuh manusia. Penyesalan adalah masuk penjara. Selama belum ada tobat, kekacauan pikiran akan tetap ada. Inilah yang menyebabkan kesejahteraan hidup sulit untuk dicapai. Yang berperkarapun sebenarnya ada dalam diri. Terjadinya bermacam-macam problema dalam kehidupan karena dorongan nafsu.

Penghayatan cerita Ramayana : Subali dan Sugriwa

Posted by Wijaya Kusuma on April 12, 2016
Posted in Spiritual  | Tagged With: , ,

Subali dan Sugriwa masih kuat berkecamuk dalam diri. Sugriwa dan Subali manampilkan diri dalam perbuatan yang tidak bertanggung jawab. Biasanya Sugriwa yang menangis, mengeluh dan menyesal. Continue reading “Penghayatan cerita Ramayana : Subali dan Sugriwa” »

Tujuan ilmu pengetahuan untuk merubah sikap mental

Posted by Wijaya Kusuma on November 15, 2015
Posted in Spiritual  | Tagged With: , ,

Dua hal pokok dalam pembinaan umat manusia yaitu memberikan segala ilmu pengetahuan dan merubah sikap mental. Ilmu adalah salah satu kekayaan yang dimiliki, belum menjadi jaminan untuk bisa hidup. Pintarnya hanya bicara. Ilmu yang diberikan bertujuan untuk merubah sikap mental. Kalau belum berubah sama halnya dengan bayi. Dia harus mengerti kehidupan, mengerti harus berbuat. Sebelum ada perubahan sikap berarti tidak ada apa-apa. Continue reading “Tujuan ilmu pengetahuan untuk merubah sikap mental” »

Ketidakrelaan berkorban

Posted by Wijaya Kusuma on November 15, 2015
Posted in Spiritual  | Tagged With: ,

Antara sorga dan neraka sangat tipis. Bagi yang tidak berpikir panjang pasti tidak percaya. Antara kerelaan berkorban dan kenyamanan adalah tunggal. Sifat Aku tidak memberikan untuk berkorban. Apapun yang kita lakukan pasti pengorbanan. Pengorbanan itu tergantung bidangnya masing-masing. Continue reading “Ketidakrelaan berkorban” »