Header image alt text

Arya Sastra

Guru yang sejati adalah seorang yang terus belajar sepanjang hidupnya.

Salya telah tertipu. Drestharastra ingin berunding agar tak terjadi perang Bharatayudha. Sanjaya diutus. Namun dia tak dapat bujuk putranya sendiri. Pandawa hanya minta agar sebagian dari Hastina dikembalikan, seperti : Wrekasala, Kanyakunya, Kusastala, Makandi dan Waranawata. Duryodhana percaya akan kekuatan bala tentaranya yang banyak. Para Korawa sibuk. Perundingan-perundingan diadakan untuk menanggapi permintaan Pandawa. Pandawapun berunding lagi. Bhatara Krishna akan menjadi utusan ke Korawa. Beliau menaiki kereta yang dikusiri oleh Satyaki. Read more

Marilah saya mulai saja. Setelah Pandawa terlepas dari hukuman selama 13 tahun, timbullah niatnya untuk menuntut hak miliknya, sebagian dari Hastinapura. Oleh karena diadakan perundingan yang dihadiri oleh Drupada, Baladewa, Krishna, Satyaki dan raja lainnya. Drupadi sebagai protokolnya. Setelah Drupadi menguraikan maksud dan tujuan dari perundingan itu, ialah untuk menuntut sebagian dari Hastina sebagai hak milik Pandawa. Keputusan adalah mengirimkan seorang utusan. Sebelum itu Krishna telah memperingatkan kemungkinan-kemungkinannya, bahwa Duryodhana tak akan dapat memenuhinya. Read more

       Kita semua mempunyai badan (Anggada, angga) dan keinginan serta berpikir untuk memberi kesejahteraan dari badan. Anggada adalah anak dari Subali. Sedangkan Subali sendiri merupakan titisan Sang Hyang Kali (keterikatan pada benda-benda lahiriah). Sang Hyang Kali lahir sebagai Subali (pikiran-pikiran material) dan Rawana. Pada akhirnya Dewi Shita diambil oleh Rawana (kesejahteraan diambil oleh keserakahan). Orang yang serakah tidak mau mendengar apa-apa. Bagian dalam dari dirinya adalah Wibisana, tersiksa. Subali dan Sugriwa memperebutkan Dewi Tara (kehidupan yang nyata). Perkelahian antara Subali dan Sugriwa berarti pikiran terombang-ambing mana yang benar. Apakah saya harus memenuhi unsur lahiriah/rohaniah saja. Manusia telah kehilangan kesejahteraan, lalu mengejar Shita hanya dengan bakti. Jelas tidak mungkin jika tanpa usaha (perjalanan dalam 18 tahun). Pada saat inilah baru dipilih apakah memenuhi unsur lahiriah/rohaniah. Pergulatan/pertengkaran terjadi dalam pikiran manusia. Dalam keadaan inilah muncul hati nurani (indra ke-enam). Hati nurani merupakan suatu keputusan yang tidak bisa dicari mengapa diputuskan demikian. Inilah yang dimaksud dengan SUARA TUHAN. Suara Tuhan pernah kita dapatkan tetapi mengapa menolaknya? Penolakan tersebut terjadi karena kurang penghayatan. Sifat ingin dibanggakan oleh orang lain harus dibunuh. Pentingnya keselamatan sebagai tujuan utama. Orang-orang yang ingin menemukan dirinya terpaksa mengadakan hubungan dengan Tuhan secara sendiri-sendiri. Ke Pura merupakan suatu kebersamaan. Read more

Beberapa saat yang lalu materi dalam buku ini telah ditampilkan per episode, sekarang dapat dibaca secara lengkap  dan dapat di download di sini.

Marilah kita lihat usaha yang dijalankan oleh Korawa untuk mengetahui di mana persembunyian Pandawa. Mata-mata disebarkan ke seluruh penjuru dunia. Namun hasilnya nihil. Setelah Duryodhana mendengar kematian Raja Kincaka yang amat sakti yang dibunuh oleh Gandharwa maka timbul niat jahatnya. Duryodhana akan merampas ternak Wirata yang ditempatkan di Trigarta dan sebagian mendekati Wirata. Terjadilah pertempuran dan Raja Matsya tertawan di Trigarta. Pandawa datang membantu kecuali Arjuna. Para Korawa lari dan Raja Matsya dapat dibebaskan. Tetapi Korawa yang mendekati Wirata dapat berbuat sekehendak hatinya. Namun atas saran Sairindri, Wrahatnala akhirnya menjadi kusir Raja Utara. Utara melihat musuh yang sangat banyak akan melarikan diri dari pertempuran. Read more

Lagi angka 12. Tadi  menjadi 3 yang berarti tri purusartha telah genap berarti telah dapat menggunakan keinginan dalam memenuhi keinginan, dibawa sebagai alat untuk melaksanakan kewajiban dharma (agama). Setelah 12 tahun mengembara di hutan, Pandawa sekarang harus menyembunyikan dirinya agar tidak dapat dikenal oleh siapa jua. Tempat yang dipilih adalah Wirata. Raja Wirata adalah Matsyapati. Di sana Pandawa berubah nama dan kewajiban. Yudhistira sebagai Kanka, Bima dengan nama Balawa, Arjuna dengan Wrahatnala, Dewi Drupadi dengan Siridri, Nakula dengan nama Grantika, Sahadewa dengan nama Tantipala. Semuanya diterima dengan tidak diketahui asal usulnya. Mereka bekerja dengan rajin. Balawa dapat mengalahkan Mallojina musuh yang terkuat raja Matsya. Tetapi Pandawa hampir mendapat bahaya. Hal ini disebabkan oleh Kincaka yang akan memaksakan keinginannya untuk memperistri Siridri, terpaksa harus mati dibunuh Balawa. Dengan kejadian ini Pandawa akan diusir, karena Siridri harus ikut membakar diri sebagai penyebab kematian Kincaka. Waktu tinggal 12 hari. Siridri mendapat akal dan memohon agar dapat diperkenankan tinggal di Wirata selama 13 hari lagi. Dan permohonan itu terkabul. Pandawa selamat dalam hukumannya. Read more

Kita sudahi saja dahulu, dan mulai lagi melanjutkan ceritera yang merupakan kehidupan Pandawa masuk hutan. Pandawa pindah ke Dwetawana. Pandawa ditipu oleh seorang Brahmana tiruan. Brahmana tadi menceriterakan bahwa alat perapian itu dilarikan oleh rusa yang masuk kepondoknya.

Bila alat itu tak dapat dikembalikan, tentunya Brahmana itu tak akan dapat mengadakan sesaji Agnihotra. Mendengar pengaduan sang Brahmana, Pandawa menyanggupi akan berburu rusa yang melarikannya. Dan segera berangkat. Tetapi apa yang terjadi. Setelah lama mencari rusa tak dapat dicari. Mereka lelah dan haus. Karena hausnya Yudhistira menyuruh Nakula mencari air. Tetapi lama tak kembali. Sebelum Nakula minum telah dicegat oleh suara gaib, tetapi tak dihiraukannya, karena saking hausnya. Read more

Marilah kita lanjutkan lagi ceriteranya agar jangan terputus. Tahun kedua belas Pandawa dihutan. Hyang Indra turun ke Mercapada akan meminta kutang dan anting-anting yang dipakai Karna. Kutang baju kesaktiannya akan diminta. Sebelum Hyang Indra turun ke Mercapada, Karna telah mimpi bahwa Bhatara Surya memberitahukan akan adanya seorang Brahmana yang akan minta kutang dan anting-anting yang ada pada dirinya. Untuk itu jangan diberikan, karena akan membawa kematian dalam perang Bharatayudha kelak. Yang meminta itu tiada lain dari Hyang Indra yang berganti rupa. Namun karena akan menepati janji seorang kesatria, akan lebih baik mati daripada tidak menepati janji. Dan akan diberikan. Bhatara Surya mendengar kata Karna tadi memperingatkan agar dia meminta ganti dengan senjata yang sakti. Begitu Karna terbangun. Esok harinya datanglah Brahmana yang tiada lain daripada Hyang Indra yang meminta baju kutang serta anting-anting yang dipakainya. Dan juga Karna meminta senjata sakti kepada Brahmana tadi. Setelah senjata konta si panah sakti yang diberikan Hyang Indra tadi telah diterimanya maka Karna membuka kutang dan anting-anting yang dipakainya dan diberikannya kepada Hyang Indra. Penggunaan panah konta itu mempunyai syarat agar dipakai melawan musuh yang sakti, karena hanya dapat dipakai satu kali saja. Read more

Nah saya tinggalkan saja dulu, supaya jangan bertele-tele. Lebih baik saya akan melanjutkan saja. Pada suatu hari Drupadi ditinggalkan berburu oleh para Pandawa. Pada waktu itu pula suatu kebetulan juga Raja Jayadrata, Raja Sindu, putra Raja Wredaksatra akan meminang putri Raja Salya dari Madraka. Read more

Setelah genap 11 tahun menjalani hukuman di hutan, para Pandawa pindah lagi kehutan Kamyaka. Pada suatu hari datanglah Bhagawan Wyasa mengunjungi Pandawa. Melihat keadaan para Pandawa yang sangat sengsara beliau sangat hiba, dan berkata di dunia ini tak ada yang tetap. Tidak seorangpun yang pernah merasa bahagia seumur hidupnya. Tak seorang pula yang selalu menderita seumur  hidupnya. Orang bijaksana selalu teguh hatinya menghadapi kebahagian dan penderitaan. Read more